Jumat, 22 April 2011

Pabrik Kelapa Sawit

Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Orientasi merupakan program yang dilaksanakan oleh bagian Sumber Daya Manusia PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan
Orientasi dan Pelatihan bertujuan mempersiapkan tenaga Profesional dalam rangka usaha Peningkatan mutu (memahami keadaan sebenarnya di lapangan), untuk dapat mengembangkan ilmu pengetahuan yang di miliki pada masa orientasi di unit Bah Jambi. Hal ini di harapkan agar peserta Orientasi dapat dan pengalaman di bidang masing-masing.
Peserta di harapkan mempu mengembangkan bakat yang ada didalam dirinya untuk di aplikasikan mencapai tujuan yang telah di tetapkan oleh Perusahaan.
1.2 Tujuan dan Sasaran
Tujuan pelaksanaan Orientasi dalam pelatihan calon karyawan pimpinan, adalah:
a) Menambah pengetahun dan wawasan bekerja dalam bidang masing-masing
b) Meningkatkan kemampuan dan kepemimpinan untuk mengarahkan karyawan yang di pimpin
c) Melihat dan memahami sistem kerja agar dapat lebih profesional.
Sasaran yang di capai pada kegiatan orientasi dan pelatihan:
a) Mendewasakan cara berpikir serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
b) Menghayati permasalahan yang dihadapi dalam bekerja dan dapat mencari jalan keluar yang lebih baik
c) Dapat membuat perencanaan, mengambil kesimpulan pemecahan masalah dan evaluasi pekerjaan

BAB II
URAIAN TEORITIS
2.1 Stasiun Penerimaan Buah
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 2
Sebelum diolah dalam PKS, tandan buah segar (TBS) yang berasal dari kebun pertama kali diterima di stasiun penerimaan buah untuk ditimbang di jembatan timbang dan ditampung sementara di penampungan buah.
a. Jembatan Timbang
Jembatan timbang (weightbridge) adalah alat ukur timbangan berupa jembatan untuk kendaraan. Jembatan timbang terdiri dari beberapa bagian utama yaitu platform untuk menerima beban secara langsung, indikator untuk membaca berat yang diterima oleh bagian platform, dan unit komputer untuk memproses pembacaan indikator.
Di PKS jembatan timbang digunakan untuk tujuan sebagai berikut :
 Menimbang tandan buah segar yang masuk
 Menimbang CPO atau palm kernel yang keluar
 Menimbang janjangan kosong yang keluar, dll.
Penimbangan dilakukan dua kali untuk setiap angkutan TBS yang masuk ke pabrik, yaitu pada saat masuk (berat truk dan TBS) serta keluar (berat truk). Dari selisih timbangan saat truk masuk dan keluar, diperoleh berat bersih TBS yang masuk ke pabrik. Jembatan timbang dioperasikan secara mekanis maupun elektronis. Truk yang keluar-masuk ke jembatan timbang harus berjalan perlahan-lahan sebab perangkat elektronik dari jembatan timbang sangat sensitif terhadap beban kejut. Pada saat penimbangan, posisi truk harus berada di tengah agar beban yang dipikul merata.
b. Sortasi
Setelah penimbangan brutto, tandah buah segar yang masuk ke PKS dibawa ke loading ramp untuk disortir menurut kriteria sortasi buah. Dalam hal ini, untuk menghemat waktu proses sortasi tidak dilakukan untuk keseluruhan buah yang masuk ke pabrik, tetapi dilakukan pengambilan sampel secara acak untuk buah dari kebun perusahaan, dan dilakukan proses sortasi untuk buah dari pembelian pihak ketiga. Adapun kriteria sortasi yang menjadi acuan adalah :
 Immature –> tidak ada brondolan yang lepas dari tandan –> target 0%
 Unripe –> brondolan yang lepas <10 per tandan –> target 0%
 Under ripe –> brondolan yang lepas 10 – 24 per tandan –> target 20%
 Normal ripe –> brondolan yang lepas >25 per tandan –> target 75%
 Over ripe –> brondolan yang lepas lebih dari 50% –> target 2%
 Empty bunch –> brondolan lepas lebih dari 90% –> target 0%
 Buah busuk –> target 1%
 Buah abnormal –> target 1%
 Buah dengan tangkai panjang –> target 1%
 Brondolan yang lepas –> 12% – 14%
Proses sortasi yang terbuka harus disaksikan oleh pihak penghasil buah (pihak ketiga) dan karyawan pabrik. Hal ini penting karena tingkat ekstraksi minyak (rendemen) terutama dipengaruhi oleh kualitas bahan bakunya. TBS dalam keadaan normal ripe (matang) dapat
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 3
mencapai rendemen yang tinggi, sedangkan buah immature memiliki kadar minyak yang sangat rendah. Oleh karena itu sangat diharapkan pihak penghasil TBS mengirimkan TBS dengan kualitas yang baik agar diperoleh oil extraction rate yang maksimum.
Selain itu, buah yang masuk ke pabrik diharapkan buah segar, bukan buah bermalam. Hal ini berkaitan dengan kualitas buah, yaitu asam lemak bebas. Asam lemak bebas akan mulai mengalami peningkatan setelah buah terpisah dari batangnya, dan akan terus naik sebelum proses sterilisasi dilakukan. Jadi diharapkan, TBS yang telah dipanen harus segera dikirim ke pabrik untuk disterilkan.
Selanjutnya setelah proses sortasi selesai dilaksanakan (termasuk recording dan pelaporannya), buah kemudian dicurahkan ke loading ramp untuk penimbunan sementara menunggu proses selanjutnya, yaitu sterilisasi.
c. Loading Ramp
TBS yang telah ditimbang di jembatan timbang dibongkar di loading ramp dengan menuang (dump) langsung dari truk untuk buah dari kebun sendiri (dengan sampling tertentu), dan dilakukan penyortiran untuk buah pembelian (pihak ketiga). Loading ramp merupakan suatu bangunan dengan lantai berupa kisi-kisi pelat besi berjarak 10 cm dengan kemiringan 45oC. Kisi-kisi tersebut berfungsi untuk memisahkan kotoran berupa pasir, kerikil dan sampah yang terikut dalam TBS. Loading ramp dilengkapi pintu-pintu keluaran yang digerakkan secara hidrolik sehingga memudahkan dalam pengisian TBS ke dalam lori untuk proses selanjutnya. Setiap lori dimuat dengan 2,5 ton TBS.
2.2 Stasiun Perebusan/Sterilisasi
A. Pebusan (Sterilizer)
Proses sterilisasi atau perebusan merupakan tahapan kegiatan yang sangat penting pada pengolahan kelapa sawit. Proses ini memegang peranan yang sangat penting dalam hal pencapaian rendemen dan kualitas minyak yang akan dihasilkan. Sistem perebusan yang dipilih harus sesuai dengan kemampuan boiler memproduksi uap, dengan sasaran bahwa tujuan perebusan dapat tercapai. Sistem perebusan yang lazim dikenal di PKS adalah single peak, double peak dan triple peak. Sistem perebusan triple peak (SPTP) banyak digunakan, selain berfungsi sebagai tindakan fisika juga dapat terjadi proses mekanik yaitu adanya goncangan yang disebabkan oleh perubahan tekanan yang cepat. Keberhasilan SPTP dipengaruhi oleh tekanan uap yang tersedia, kapasitas ketel perebusan, bahan baku dan lama perebusan.
Tujuan Perebusan antara lain adalah:
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 4
1. Menghentikan proses peningkatan Asam lemak bebas(ALB) karena pemansan saat perebusan dapat mematikan aktivitas enzym-enzym yang dapat meningkatkan kadar ALB, dan enzim ini tidak dapat beraktivitas pada temperatur 500C.
2. Mempermudah lepasnya brondolan dari tandan pada waktu proses penebahan.
3. Mengurangi kadar air brondolan, memudahkan proses pada digester dan proses pengutipan minyak distasiun klarifikasi karna adanya perubahan komposisi kimia mesocarp (daging buah)
4. Mencegah timbulnya biji berekor di Digester yang dapat meningkatkan losis minyak.
5. Mengurangi kadar air pada biji untuk mempermudah inti lekang dari cangkang.
B. Pemipilan (Thressing)
Alat pemipil yang digunakan berupa tromol pemipil dengan dinding berbentuk silinder berdiameter sekitar 2 m dan panjang 4-5 m dengan kapasitas per unitnya 25-35 ton TBS per jam. Semakin besar diameter drum maka peluang untuk buah terbanting dengan ketinggian yang lebih jauh menyebabkan gaya jatuh yang lebih besar dan buah akan lebih mudah terpipil. Brondolan akan jatuh melalui kisi-kisi yang berjarak 50 mm, sedangkan tandan buah terdorong keluar ke empty bunch conveyor (EBC) menuju hopper.
Kecepatan putar harus sedemikian rupa sehingga semua tandan berulang kali terangkat setinggi mungkin pada dinding silinder untuk kemudian jatuh, sehingga akan diperoleh efek pemipilan yang dikehendaki.
Jumlah putaran : n = 40 x √(( D – d ) /2) / ( D - d ) dimana,
n : jumlah putaran per menit (rpm) 40 : konstanta D : diameter dalam silinder (m) d : diameter terkecil tandan diukur pada bagian yang paling tebal (m).
2.3 Stasiun Kempa
Stasiun ini bertujuan untuk mengeluarkan minyak dari massa eks Digester. Dimana pada stasiun ini akan melewati dua tahap yaitu :
A. Pengadukan (Digestion)
Digester adalah alat untuk melumatkan brondolan, sehingga daging buah terlepas dari biji. Buah yang sudah terpisah dari tandannya dimasukkan ke dalam mesin digester. Bentuk mesin ini berupa ketel yang berbentuk slinder yang tegak (volume 3,2 – 3,5 m3) dan berdinding dua lapis. Setiap dinding dipisahkan oleh suatu ruang. Ruang antara dua dinding diberi uap panas yang
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 5
bertekanan 3 atm. Uap panas berfungsi untuk memanaskan buah yang ada di ruang dalam tromel sehingga minyak yang dikandungnya mudah keluar.
Di trimol bagian dalam terdapat sebuah sumbu yang dilengkapi dengan 6 buah tingkat yang terdiri dari 5 tingkat pisau pengaduk dan 1 tingkat pisau lempar. Dimana pisau pengaduk ini berfungsi untuk melumatkan brondolan dan pisau lempar selain digunakan untuk mengaduk juga dipakai untuk pendorong massa keluar dari ketel aduk menuju Pressan.
Secara teori lama-kelamaan buah akan menjadi bubur homogen yang di dalamnya masih terdapat biji-biji sawit. Daun baling-baling akan selalu bergerak dengan permukaan cangkang buah kelapa sawit yang cukup keras, sehingga akan cepat aus dan harus sering diganti. Alat ini sering disebut ketel aduk yang terdiri dari bejana yang dilengkapi dengan alat perajang dan pemanas untuk mempersiapkan bahan agar lebih mudah dikempa dalam secrew press.
Digester dilengkapi dengan alat pengaduk yang berfungsi untuk merajang buah sehingga terjadi pelepasan perikarp dan biji sambil pemecahan kantong-kantong minyak. Digester yang penuh akan memperlama proses pengadukan dengan tekanan lawan yang kuat sehingga perajangan sempurna karena ketinggian buah dalam digester akan menimbulkan tekanan di dasar digester semakin tinggi, dan pemecahan kantong minyak dan pemisahan serat lain semakin sempurna. Alat pengaduk bertujuan untuk :
1. Mencegah terjadi penumpukan dalam digester sehingga lebih mudah bergerak terutama ke dalam alat kempa.
2. Memindahkan panas dari mantel, yakni mengatur agar adonan bergantian dalam mengabsorbsi panas.
3. Untuk melumatkan buah sehingga lebih mudah dikempa di screw press, dan kehilangan minyak yang terjadi semakin kecil.
4. Mengeluarkan minyak yang dipermukaan sel yang pecah.
B. Pengepressan (Pressing)
Pengempaan dilakukan untuk mengambil minyak dari massa adukan buah di dalam mesin pengempaan secara bertahap dengan bantuan pisau-pisau pelempar dari ketel adukan. Minyak yang keluar ditampung di sebuah talang dan dialirkan ke crude oil tank melalui vibrating screen.
Tujuan pengempaan adalah memeras minyak sebanyak mungkin dari massa remasan, sehingga kehilangan minyak sekecil-kecilnya. Untuk ini umumnya telah dipakai kempa ulir ganda, karena kempa ulir adalah yang paling sesuai untuk buah Tenera. Di dalam suatu silinder mendatar yang dindingnya berperforasi bekerja dua ulir dengan arah putar yang berlawanan. Pada ujung pengeluaran silinder terdapat suatu konus yang menekan massa ampas kempa yang akan keluar. Tekanannya dapat diatur secara optimanya.
Pengaturan posisi konus dapat dilakukan berdasarkan tekanan dalam kempa atau berdasarkan pemakaian tenaga listrik. Dinding silinder secara terus menerus dibilas dengan semprotan air panas. Juga ke dalam massa disemprotkan uap. Kapasitas kempa dapat diatur
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 6
dengan penyesuaian putaran ulirnya. Makin tinggi tekanan kempa makin rendah kadar minyak dalam ampas kempa, tetapi makin banyak biji yang pecah dalam kempa. Oleh karena itu pilihan tekanan kempa adalah kompromi antara kedua hal tersebut. Untuk buah Tenera kompromi tersebut tercapai pada tingkat kehilangan minyak 7,5 % terhadap zat kering. Untuk buah Dura kehilangan ini akan lebih tinggi lagi, karena angka perbandingan biji dengan bagian serabut jauh lebih tinggi, sehingga kemungkinan biji bersinggungan satu sama lain dalam kempa menjadi lebih besar. Dengan demikian minyak yang terperangkap diantara celah biji-biji, sehingga tidak terperas ke luar dari kempa, akan lebih banyak. Selain itu gaya yang diberikan hanya akan diserap oleh biji-biji saja. Serabut hampir tidak menerima gaya kempa, sehingga minyak yang tersisa dalam serabut karena tidak terperas habis akan lebih banyak pula. Menurut pengalaman, kempa ulir cocok untuk TBS yang mempunyai perbandingan biji dengan daging buah sebesar 25:75 atau lebih.
Korelasi antara kehilangan minyak dalam ampas kempa dan persentasi biji pecah terhadap jumlah biji tergantung pada banyak faktor. Untuk kempa tertentu (buatan atau bentuk rancangan ulir tertentu) akan diperoleh persentasi biji pecah tertentu untuk kehilangan minyak tertentu. Sehubungan dengan ini terdapat hubungan yang jelas antara komposisi ampas kempa, gaya atau torque (posisi konus), kehilangan minyak dalam serabut, tebal cangkang, dan persentasi biji pecah.
Secara umum dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Pada torque konstan, jumlah biji pecah bertambah menurut persentasi biji dalam ampas kempa.
b. Pada kondisi buah konstan kehilangan minyak dalam serabut berkurang menurut pertambahan torque, dan pada waktu sama jumlah biji pecah meningkat.
c. Pada torque konstan jumlah biji pecah bertambah menurut persentase inti terhadap biji (cangkang lebih tipis).
Pada pengumpanan yang kurang, sehingga kapasitas terlalu rendah dibandingkan dengan putaran ulir (memperbesar slip dari ampas), biji pecah meningkat. ada beberapa tipe kempa ulir, namun prinsip kerjanya adalah sama, dengan kapasitas normal 10 atau 11 ton TBS/jam. Bahkan ada kempa yang mampu bekerja dengan kapasitas berubah-ubah antara 6-20 ton TBS/jam tergantung pada keadaan, dengan mengatur putaran sumbu utamanya. Brondolan yang terpipil dari stasiun pemipilan diangkut ke bagian pengadukan/pencacahan (digester).
Alat yang digunakan untuk pengadukan/pencacahan berupa sebuah tangki vertical yang dilengkapi dengan lengan-lengan pencacah di bagian dalamnya. Lengan-lengan pencacah ini diputar oleh motor listrik yang dipasang di bagian atas dari alat pencacah. Putaran lengan-lengan pengaduk berkisar 25-26 rpm. Tujuan utama dari proses digesting yaitu mempersiapkan daging buah untuk pengempaan (pressing) sehingga minyak dengan mudah dapat dipisahkan dari daging buah dengan kerugian yang sekecil-kecilnya.
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 7
Brondolan yang telah mengalami pencacahan dan keluar melalui bagian bawah digester sudah berupa „ bubur‟. hasil cacahan tersebut langsung masuk ke alat pengempaan yang berada persis di bagian bawah digester. Pada pabrik kelapa sawit, umunya digunakan screw press sebagai alat pengempaan untuk memisahkan minyak dari daging buah. Proses pemisahan minyak terjadi akibat putaran screw mendesak bubur buah, sedangkan dari arah yang berlawanan tertahan oleh sliding cone. Screw dan sliding cone ini berada di dalam sebuah selubung baja yang disebut press cage, di mana dindingnya berlubang-lubang di seluruh permukaannya.
Dengan demikian minyak dari bubur buah yang terdesak ini akan keluar melalui lubang-lubang press cage,sedangkan ampasnya keluar melalui celah antara sliding cone dan press cage. Selama proses pengempaan berlangsung, air panas ditambahkan ke dalam screw press. hal ini bertujuan untuk pengenceran (dilution) sehingga massa bubur buah yang dikempa tidak terlalu rapat. Jika massa bubur buah terlalu rapat maka akan dihasilkan cairan dengan viskositas tinggi yang akan menyulitkan proses pemisahan sehingga mempertinggi kehilangan minyak. Jumlah penambahan air berkisar 10-15% dari berat TBS yang diolah dengan temperature air sekitar 90oC. proses pengempaan akan menghasilkan minyak kasar dengan kadar 50% minyak, 42% air dan 8% zat padat.
Alat pengempa yang biasa digunakan dilingkungan PKS perkebunan besar berupa screw press dengan kapasitas olah 10-11 ton TBS per jam per unit dengan putaran screw 11-12 rpm. Lubang-lubang dinding press cage dibatasi maksimum 4 mm agar minyak yang dihasilkan tidak banyak kotoran. Celah antara sliding cone dan press cage dibatasi maksimum 6 mm agar kehilangan minyak yang terbawa oleh ampas bisa ditekan serendah mungkin. Bubur buah kelap sawit dimasukkan ke dalam mesin pemeras. Dengan alat ini minyak yang berada di tengah-tengah bubur akan ditekan keluar. Mesin pemeras yang digunakan adalah :
1. Hydraulic Press Machine (Mesin Pemeras Hidrolis)
Dimana mesin pemeras ini terdiri atas dua buah ketel, satu ketel ada dalam mesin dan satu ketel lagi ada di luar mesin. Ketel bagian dalam berlubang-lubang, merupakan tempat keluarnya minyak jika jeladren diperas. Ketel bagian luar berfungsi sebagai penampung minyak hasil perasan. Ketel dalam diisi penuh dengan jeladren, ditekan dengan silinder bertekanan besar. Setelah itu, silinder penekan dikeluarkan. Ampas jeladren dikeluarkan dari ketel dalam, sedangkan minyak yang dihasilkan akan tertampung di ketel luar.
2. Talang Minyak Mentah (Oil Gutter)
Talang Minyak mentah adalah alat penmpung minyak hasil screw press untuk dialirkan ke tangki penangkap pasir (Sandtrap Tank), sebagian besar air suplesi (pengencer) ± 20%. Pemberian air suplesi dimaksud untuk memperlancar penyaringan kotoran di vibrating screen dan memudahkan pemisahan minyak pada proses selanjutnya.
3. Tangki Penangkap Pasir (Sandtrap Tank)
Alat ini merupakan tangki yang berfungsi untuk mengendapkan pasir dari minyak kasar yang berasal dari oil gutter (talang minyak mentah). Minyak kasar setelah keluar dari tangki sandtrap akan dialirkan ke Bak RO (Raw Oil tank) melalui saringan (vibrating screen).
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 8
2.4 Stasiun Pemurnian Minyak
Stasiun ini bertujuan untuk mengutip dan memurnikan minyak dengan bantuan panas dan secara centrifuge. Stasiun pemurnian minyak atau clarification station berfungsi untuk memisahkan bahagian dari suatu cairan dengan cara pengendapan atau dengan putaran sehingga terjadi pemisahan bagian yang ringan ke atas (CPO) dan bagian yang berat akan berada di bawah (sludge). Prinsip pemisahan ada dua, yaitu berdasarkan perbedaan spesifik gravitasi dan karena dalam fase cair, pemisahan lebih mudah dengan penambahan panas. Unit-unit operasi dalam proses pemurnian minyak ini cukup beragam pembahasannya.
Stasiun pemurnian yaitu stasiun pengolahan di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang bertujuan untuk melakukan pemurnian Minyak Kelapa Sawit (MKS) dari kotoran-kotoran, seperti padatan, lumpur dan air. Minyak kasar yang diperoleh dari hasil pengampaan perlu dibersihkan dari kotoran, baik yang berupa padatan (Solid), lumpur (Sludge) maupun air. Tujuan dari pembersihan / pemurnian minyak kasar yaitu agar diperoleh minyak dengan kualitas sebaik mungkin dan dapat dipasarkan dengan harga yang layak.
Minyak kasar yang diperoleh dari hasil pengempaan dialirkan menuju saringan getar untuk disaring agar kotoran yang berupa serabut kasar tersebut dialirkan ke tangki penampung minyak kasar (Crude Oil Tank / COT). Minyak kasar yang terkumpul di Crude Oil Tank (Bak RO) dipanaskan hingga mencapai temperatur 95 -100oC. Menaikkan temperatur minyak kasar sangat penting artinya, yaitu untuk memperbesar perbedaan berat jenis (BJ) antar minyak, air, dan sludge sehingga sangat membantu dalam proses pengendapan. Selanjutnya, minyak dari COT dikirim ke tangki pengendapan ( Continous Settling Tank / CST ) Di CST, minyak kasar terpisah menjadi minyak dan sludge karena proses pengendapan. Minyak dari Clarifier Tank selanjutnya dikirim ke Oil Tank, sedangkan sludge dikirm ke Sludge Tank. Sludge merupakan fasa campuran yang masih mengandung minyak. Di PKS, sludge diolah untuk dikutip kembali pada minyak yang masih terkandung didalamnya. Ada beberapa tahap proses pemurnian minyak sawit, antara lain:
A. Vibrating screen atau Saringan Getar
Fungsinya untuk menyaring fibre halus, pecahan shell, dll yang terikut bersama DCO. DCO akan mengalir pada bagian tengah vibrating dan akan turun ke saringan berikutnya. Sedangkan kotoran dan yang lainnya kembali ke digester melalui waste conveyor dan fruit elevator. Gerakan getar vibrating screen diperoleh dari putaran electromotor yang mana pada electromotor tersebut diberi beban eksentrik. Screen yang digunakan adalah mesh 30 dan mesh 40.
B. Bak RO atau Crude Oil Tank (COT)
Fungsinya sebagai pengumpul dan pemanas awal sebelum COT dipompakan ke clarifier tank. Untuk menghasilkan pemisahan yang baik, temperatur di RO tank dijaga ≥ 95 oC. Pemanasan pada COT diperoleh dari steam injeksi dengan tekanan 3 bar. Pada saat pemompaan,
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 9
level COT dalam COT juga harus tetap terjaga yang mana umumnya dipasangkan level switch otomatis. Umumnya COT terdiri dari 3 sekat. Sekat pertama untuk pengendapan kotoran, sekat kedua dan ketiga untuk menampung overflow dari sekat sebelumnya, sebelum akhirnya dipompakan ke clarifier tank.
C. Balance Tank
Balance Tank adalah tangki penampungan minyak yang dipompakan dari bak RO sebelum dimasukkan ke CST. Fungsi dari tangki ini adalah untuk mengurangi tekanan cairan yang dipompakan ke CST sehingga cairan di CST tenang.dengan kondisi seperti ini pemisahan minyak dapat berlangsung lebih sempurna.
D. Continous Settling Tank (CST)
Pada clarifier tank terjadi pemisahan minyak dan kotoran berdasarkan perbedaan spesifik grafitasi. Minyak akan naik ke atas sedangkan sludge akan turun ke bagian bawah. Untuk mendapatkan pemisahan yang baik temperatur tangki dijaga 90 – 95 oC serta penambahan dilution water yang tepat karena berpengaruh terhadap lamanya pengendapan dalam tangki. Pada CT terdapat pipa steam dan stirrer. Pipa steam terdiri atas steam injeksi dipergunakan pada awal proses untuk pemanasan awal dan steam coil dipergunakan pada saat proses berlangsung. Untuk membentuk lapisan minyak pada bagian atas CT diperlukan waktu yang disebut retention time. Lama retention time tergantung kapasitas tangki dan kapasitas pengolahan.
Retention Time = Kapasitas tangki/laju aliran DCO masuk. Jika kapasitas tangki 60 ton dan DCO masuk 16 ton/jam, maka RT dalam tangki adalah 5 jam. Lama RT yang baik berkisar 5 – 8 jam.
Minyak yang ada pada lapisan atas akan dikeluarkan melalui skimmer oil menuju clean oil tank sedangkan sludge menuju ke sludge tank dari underflow CT. Ketebalan minyak dijaga 20 – 30 cm. Kurang dari itu dikhawatirkan emulsi dan sludge akan terikut ke COT dan jika terlalu tebal kemungkinan minyak banyak terikut ke underflow dan retention time semakin berkurang.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam unit operasi ini antara lain temperatur cairan, putara stirrer, kebocoran pipa steam, ketebalan minyak, dan kandungan minyak dalam underflow.
E. Sludge Tank dan oil Tank
Sludge dari underflow clarifier tank masuk ke sludge tank setelah diayak di vibrating sludge. Pada ST, temperatur tetap dijaga 90 – 95 oC dengan steam injeksi. Oil tank merupakan tempat penyimpanan minyak hasil produksi sebelum dilakukan penjualan. Minyak tetap dipanasi menggunakan steam coil untuk menjaga temperatur 50-55 deg C yang berfungsi untuk mencegah naiknya FFA dan pembekuan CPO. Standar kualitas : FFA < 3% (proses sterilisasi), kadar air < 0,3% (proses vaccum drier), dan kadar kotoran < 0,03% (proses purifikasi).
F. Self Cleaning Strainer
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 10
Adalah alat-alat yang digunakan untuk memisahkan serabut yang masih ada dalam sludge sebelum diolah di sludge separator. Alat ini terdiri dari tabung slinder yang berlubang-lubang halus dan sikat-sikat yang berputar bersama poros ditengah-tengah silinder tersebut.
G. Desanding Cyclone
Sludge dari sludge tank dipompakan ke sludge balance tank melalui sand cyclone. Sludge yang dipompakan oleh pompa sludge (precleaner pump) masuk ke dalam sand cyclone. Pada sand cyclone terjadi pembesaran diameter sehingga daya dorong sludge berkurang, sehingga sludge yang lebih ringan akan naik ke atas ke balance tank, dan pasir terpisah turun ke bawah dan dikeluarkan secara otomatis melalui timer priodik. Kontrol otomatik ini menggunakan sistem pneumatik.
H. Sludge Separator
Sludge separator berfungsi mengutip minyak yang masih terkandung dalam sludge. Pemisahan ini dilakukan dengan gaya sentrifugal. Sludge masuk melalui shaft berlubang ke dalam bowl yang berputar. akibat gaya sentrifugal, sludge terpisah berdasarkan berat jenisnya. Bagian yang ringan yang mengandung minyak akan mendekati pipa recycle dan dialirkan ke oil recovery tank, sedangkan bagian yang berat terlempar ke pinggir bowl dan keluar melalui nozel-nozel di pinggir bowl, ke sludge pit.
I. Oil Purifier
Berfungsi untuk memurnikan atau memisahkan air dan kotoran yang masih ada didalam minyak. Minyak dari oil tank dialirkan ke Oil purifier masih mengandung air dan kotoran.
J. Vacum Drier
Unit ini berfungsi untuk mengurangi kadar air dalam minyak. Dari purifier minyak dipompakan ke vacum drier melalui pengaturan feeding oleh float tank. Dari float tank, minyak terhisap ke VD karena adanya tekanan vakum di tabung. Tekanan vakum diperoleh dari isapan pompa atau steam injector. Minyak masuk ke dalam tabung melalui nozel-nozel dan dikabutkan sehingga mempermudah penghisapan kadar air. Air akan terhisap ke pompa vakum, sedangkan minyak akan turun ke bawah untuk dihisap oleh pompa oil extraction pump, selanjutnya dipompakan ke storage tank. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah tekanan vakum, kebocoran pada pipa dan tangki, nozel tidak tersumbat, air pompa vakum, dll. dimana tekanan vacum ±760 mmHg.
2.4 Laboratorium PKS
Fungsi dari laboratorium adalah untuk memonitor hasil kinerja alat dan mesin dengan menganalisa hasil olahannmya dilaboratorium. Hasil olahan diambil secara sampling untuk dianalisa komposisi bahan yang terkandung didalamnya. Dari hasil analisa, dapat diketahui komposisi sample secara kuantitatif sebagai indikator efisiensi dari alat dan mesin. Bila hasil analisa laboratorium menunjukkan adanya penyimpangan maka harus segera ditindaklanjutin untuk menghindari kerugian yang lebih besar.
Sample yang diambil di PKS dapat dikelompokkan menjadi 3(tiga) bagian yaitu :
a. Bahan baku air untuk proses
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 11
Tujuan analisa bahan baku air untuk proses adalah untuk mengetahui kualitas air dan bila kualitas tidak memenuhi spesifikasi mutu maka harus dilakukan treatment. Bnerdasarkan komposisi air hasil analisa laboratorium, maka dapat dihitung kebtuhan bahan yang akurat dan efisien untuk treatment. Pemakaian air yang standard mutu akan mengamankan instalasi dari korosif dan deposit, terutama pada instalasi Boiler.
b. Hasil olahan alat dan mesin
Tujuan analisa hasil olahan alat dan mesin adalah untuk mengetahui komposisi hasil olahan sehingga dapat diketahui untuk kinerja instalasi. Kinerja instalasi yang baik berarti memperkecil jumlah kerugian minyak/inti sawit. Monitoring hunjuk kerja instalasi secara priodik selama proses pengolahan dilakukan untuk dapat menekan losis serendah mungkin dan mengutip produksi semaksimal mungkin.
c. Produksi
Tujuan analisa produksi adalah mengetahui mutu produksi yang mengacu pada spesifik standard.
Pelaksanaan analisa harus teliti dan akurat sesuai dengan prosedur. Penyampain hasil anlisa kepada asisten pengolahan/KDP{ harus dilakukan segera sehingga dapat ditindaklanjuti jika terjadi penyimpangan.
2.6 Utilitas Pabrik
A. Water Treatment
Water treatment yang dimaksud disini adalah pemurnian air untuk air pengisi pada ketel uap (boiler) pada Pabrik Kelapa Sawit Unit Bah Jambi. Adapun tujuan pemurnian air (water treatment) pada Pabrik Kelapa Sawir adalah sebagai berikut :
1. Menghilangkan zat-zat padatan yang tidak larut dalam air (pasir, lumpur, tanah, dsb) dan zat padatan terlarut, terutama garam-garam Kalsium, Magnesium, yang dapat mengakibatkan pembentukan kerak dalam ketel.
2. Menghilangkan zat-zat padatan yang tidak larut dalam air (pasir, lumpur, tanah, dsb) dan zat padatan terlarut, terutama garam-garam Kalsium, Magnesium, yang dapat mengakibatkan pembentukan kerak dalam ketel.
3. Menjamin bahwa air yang dipergunakan akan menghasilkan uap yang bersih/murni dan tidak merusak ketel.Dengan kata lain, water treatment bertujuan untuk mendapatkan air yang sesuai dengan norma dalam Tabel 2.1. dan Tabel 2.2. berikut ini.
Tabel 1. Standart Mutu Air Umpan
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 12
Parameter Satuan Kation Anion Umpan Boiler
pH
-
-
-
8,5-9,2
10,5 – 11,5
Tds
μs/cm
-
-
<100
<1.500
Silika
Ppm SiO2
-
-
<5
<150
Hardness
Ppm CaCO3
<2
<2
<2
tn
Alkalinity-P
Ppm CaCO3
-
-
-
<750
Alkalinity- Total
Ppm CaCO3
-
-
<20
<1.400
Tanin
Ppm KmnO4
-
-
-
120-160
B. Boiler
Ketel uap berasal dari kata ”boil” yang artinya mendidih dan menguap. Dengan demikian boiler dapat diartikan sebagai suatu peralatan pembangkit/ pembentuk uap atau disebut juga sebagai suatu peralatan yang berfungsi untuk mengkonversikan energi kimia dari bahan bakar menjadi energi panas pembentukan uap.
Adapun Tipe-tipe dari boiler, antara lain:
1. Fire Tube Boiler (Ketel pipa api)
Pada jenis ketel ini nyala api dan gas asap mengalir di dalam bagian-bagian dalam pipa, sedangkan di luar pipa di kelilingi oleh air ketel. Panas diserap oleh air secara aliran konveksi dari bagian dalam pipa, tetapi karena permukaan bidang yang dipanaskan terbatas yaitu hanya permukaan saja yang dipanaskan sehingga uap yang dihasilkan sangat kecil (terbatas). Ketel ini umumnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan tekanan uap dengan kapasitas kecil.
2. Water Tube Boiler (ketel pipa air)
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 13
Ketel ini umumnya digunakan pada kebutuhan uap dan tekanan dengan kapasitas besar. Uap yang dihasilkan dari ketel ini terjadi akibat kalor yang terjadi akibat pembakaran bahan bakar di ruang bakar di berikan kepada air yang mengalir pada pipa-pipa air. Panas atau kalor yang dipindahkan oleh nyala api ke pipa adalah searah pancaran (radiasi) kemudian air menyerap panas dari dinding pipa secara aliran (konveksi). Jenis ketel inilah yang dipakai pada pabrik kelapa sawit bah jambi.
Prinsip Kerja Boiler
Boiler terdiri dari dua buah main drum, bagian bawah disebut mud drum dan atasnya steam drum, keduanya dihubungkan pipa air tegak. Selain itu didepan main drum, kiri kanan combustion chamber terdapat dua buah header dan steam header. Masing-masing wall header saling berhubungan dengan mud drum dan steam header, melalui steam collector berhubungan dengan steam drum. Di kiri kanan, muka belakang dan bagian atas boiler dipasang batu dinding tahan api sebagai isolasi panas. Tebal, kekuatan maupun daya isolasinya berlainan disesuaikan dengan kegunaan masing-masing. Disamping itu, dibagian belakang combustion chamber (dapur) dipasang dinding penyekat yang salah satu maksudnya untuk menyalurkan udara panas menuju sela-sela pipa air yang menghubungkan steam drum dan mud drum, selanjutnya melalui tarikan IDF fan keluar ke cerobong asap. Semua pipa-pipa yang berada diluar boiler dibalut dengan semen batu tahan api, sebagai isolasi panas. Dibagian luar batu tahan api, seluruhnya ditutup pakai plat baja setebal ± 5mm. Pada bagian samping kanan diberi pintu kontrol untuk membersihkan abu dan membersihkan pipa-pipa.
Dibagian depan boiler ada 6 buah pintu, masing-masing tiga buah di bagian atas untuk pemeriksaan pipa diruang combustion chamber dan tiga buah bagian bawahnya untuk mengambil abu yang disebut under grate. Pintunya bawah selain untuk mengambil abu juga untuk saluran udara hembusan dari FDF Fan dan udara luar. Pintu atas untuk menyalakan dapur disebut fire grate juga sebagai pintu kontrol dan memasukkan bahan bakar secara manual. Dilantai combustion chamber dimana bahan fiber terbakar terdapat rooster untuk membuang abu ke bawah.
C. Kamar Mesin
Kamar mesin merupakan sarana pendukung atau bagian utilitas di Pabrik Kelapa Sawit (PKS), yang berfungsi sebagai :
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 14
1. Turbin Uap : Mengubah energi potensial uap kedalam energi kinetik. kemudian energi kinetik dirubah menjadi energi listrik dengan menggunakan alternator
2. Genset : Mengubah energi kimia dari bhan bakar diesel kedalam energi listrik dengan menggunakan alternator diesel
3. BPV : Menyimpan dan mendistribusikan uap dengan tekanan rendah untuk proses pengolahan di pabrik (BPV)
Sistem Pemanfaatan Steam Boiler
BOILERUap Kering 20 Kg/Cm220 Ton/Jam280 oCTURBINALTERNATORLISTRIKB P VUap Kering3 –3,5 Kg/cm2P K SUAP BASAH
Gambar 2.1 Sistem Pemanfaatan Steam Boiler
Keterangan Gambar :
Steam yang dihasilkan oleh Boiler dengan tekanan 20 Kg/cm2, kapasitas 20 ton/jam dan temperatur 280 0C, dimanfaatkan oleh turbin uap untuk menggerakkan Gear Box dimana steam masuk melalui sudu-sudu yang melingkar dan membentuk nozzle sehingga dapat memutar gear box, tubin akan memutar alternator untuk menghasilkan energi listrik melalui medan magnet yang terbentuk dari perubahan energi kinetik ke energi listrik. Steam sisa pemanfaatan oleh turbin uap akan disalurkan kedalan BPV(back pressure vessel) dengan tekanan 3-3,5 Kg/Cm2, dimana uap yang disimpan didalam BPV ini akan dimanfaatkan untuk keperluan uap di Proses pengolahan atau di PKS.
Pada kamar mesin terdapat 3 rangkaian alat, antara lain :
1. Turbin Uap
2. Back Pressure Vessel(BPV)
3. Genset dan Alternator
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 15
BAB III
KONSEPTUALISASI PEMBELAJARAN
3.1 Stasiun Loading Ramp
A. Sortasi dan Kriteria Kematangan TBS
Komposisi fraksi tandan yang biasanya ditentukan di pabrik sangat dipengaruhi perlakuan sejak awal panen di lapangan. Faktor penting yang cukup berpengaruh adalah kematangan buah yang dipanen dan cepat tidaknya pengangkutan buah ke pabrik. Penentuan saat panen sangat mempengaruhi kandungan asam lemak bebas (ALB) minyak sawit yang dihasilkan. Apabila pemanenan buah dilakukan dalam keadaan lewat matang, maka minyak yang dihasilkan mengandung ALB dalam persentase tinggi (lebih dari 5 %). Sebaliknya, jika pemanenan dilakukan dalam keadaaan buah belum matang, maka selain kadar ALB-nya rendah, rendemen minyak yang diperolehnya juga rendah. Berdasarkan hal tersebut, dikenal ada beberapa tingkatan TBS yang dipenen. Fraksi-fraksi TBS tersebut sangat mempengaruhi mutu panen, juga termasuk kualitas minyak sawit yang dihasilkan.
Tabel 2. Tingkatan Fraksi Tandan Buah Segar NO Kematangan Fraksi Jumlah Brondolan Keterangan 1
Mentah
0 Tidak ada, buah bewarna hitam
Sangat mentah 2.
Matang
0 1-12,5 % buah luar membrondol
Mentah 3.
Lewat matang
1 12,5 – 25 % buah luar membrondol
Kurang matang
2 25 – 50 % buah luar membrondol
Matang I
3 50 – 75 % buah luar membrondol
Matang II
4 75 – 100 % buah luar membrondol
Lewat matang I 5 Buah dalam juga membrondol, ada buah yang busuk Lewat matang II
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 16
Kualitas TBS adalah suatu ukuran mutu yang sangat penting karena mempengaruhi kelancaran seluruh proses pengolahan pabrik. Dengan kematangan TBS yang optimum akan menghasilkan minyak yang maksimum. Sortasi TBS memberikan suatu pencapaian dari mutu TBS yang diterima di pabrik, hal ini juga menjadi salah satu tolok ukur kepada manajemen kebun untuk menjaga standar panen mereka.
Dalam keadaan normal, sortasi TBS hanya dilakukan untuk hasil panen yang segar. Frekuensi pengambilan contoh sedikitnya satu truk dari masing-masing afdeling. Kriteria matang panen mengacu pada standar yang dikeluarkan bagian pengolahan (5 brondolan per tandan di piringan). Hasil sortasi TBS harus disampaikan ke kebun untuk ditindak lanjuti.
Adapun proses penimbangan juga merupakan faktor penting keberhasilan proses produksi yang baik di pabrik, karena sangat menentukan perhitungan awal terhadap buah yang masuk dan diolah. Operasional yang dilakukan di jembatan timbang adalah sebagai berikut :
• Pastikan platform (lantai) timbangan bersih dari brondolan, lumpur dan sampah lainnya, sehingga setiap pagi sebelum aktivitas dimulai sudah bersih.
• Periksa genangan air dalam bak penampungan, jika perlu kuras air dengan menggunakan pompa.
• Krani timbang memeriksa peralatan timbangan seperti komputer dan perangkatnya telah terpasang dengan benar dan siap untuk dioperasikan.
• Pastikan pada layar digital indicator menunjukkan angka 0 (nol).
• Pastikan voltage regulator, UPS atau power regulator beroperasi dengan baik.
• Tidak dibenarkan penyetelan pada perangkat jembatan timbang.
B. Loading Ramp
Fungsi stasiun loading ramp antara lain adalah :
1. Tempat melakukan sortasi dan penampungan TBS sementara sebelum TBS diolah.
2. Tempat merontokkan sampah dan pasir yang terikut pada tandan. Sampah dan pasir-pasir tersebut pada proses pengolahan dapat menyerap minyak sehingga mengurangi rendemen. Pasir-pasir yang ikut terolah juga akan mempercepat keausan instalasi seperti disc bowl pada oil purifier atau sludge separator. Loading ramp yang bersih terlihat dari tembusnya sinar matahari saat loading ramp tersebut kosong.
3. Tempat memisahkan buah segar dan restan atau TBS pembelian (pihak ketiga) dengan tujuan menyesuaikan waktu rebus, kemudahan kontrol mutu TBS pihak ketiga, dan mendapatkan mutu produksi CPO yang baik.
4. Mengatur keseragaman isian lori berdasarkan kondisi buah, sehingga dapat diperkirakan holding time rebusan yang lebih akurat. Waktu rebusan yang tepat akan mengurangi jumlah losses minyak dalam air kondensat dan memperkecil jumlah kattekopen (buah lekat tandan setelah keluar dari threser).
Adapun operasional loading ramp dapat dilaksanakan sebagai berikut :
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 17
• Melakukan pemeriksaan kebersihan pada bagian atas dan bawah loading ramp, serta memastikan kisi-kisi dapat menurunkan pasir dan sampah.
• Pengaturan truk yang naik ke loading ramp tergantung kemampuan ramp yang tersedia. Supaya dihindarkan untuk membongkar di lantai loading ramp dan tempat truk parkir.
• Pastikan semua pintu loading ramp, elektromotor (gear box, hidrolik) dapat bekerja dengan baik. Pastikan pada pipa-pipa dan pompa tidak terjadi kebocoran, cek pelumas hidrolik, dan minyak pelumas selalu penuh.
• Pastikan pengisian buah sampai penuh untuk mendapatkan kapasitas lori, namun pengisian jangan sampai berlebihan.
• Pastikan brondolan dan TBS yang berjatuhan segera dibersihkan secara kontinu tanpa menunggu putaran shift.
• Pastikan kendaraan diatas loading ramp tidak menggilas berondolan dan janjangan yang ada di atas lantai.
• Atur lori tersebut untuk masuk kedalam sterilizer sesuai dengan yang akan diproses.
• Setiap pertukaran shift areal loading ramp dan areal rel dibersihkan dari semua brondolan, janjangan, dan sampah.
• Apabila semua mesin/peralatan yang dioperasikan pada stasiun ini tidak sesuai dengan SOP/ada kerusakan, agar dituliskan di jurnal kerusakan pabrik dan disampaikan kepada bagian maintenance/reparasi.
Tinjauan Pada Loading Ramp
Pada saat ini sejauh pengamatan Penulis bahwa kondisi loading ramp di PKS Bahjambi tidak sesuai lagi menurut fungsi awal yang diinginkan, hal ini dapat dilihat dari berbagai hal yanng menjadi masalah di Loading Ramp:
1. Tidak berfungsinya kisi-kisi Loading ramp sehingga pasir, tanah tidak dapat terpisah dari TBS, sehingga hal ini dapat mengakibatkan instalasi atau alat proses lainnya lebih cepat aus/ rusak akibat dari gesekan-gesekan alat terhadap pasir, dapat tersumbatnya strainer(saringan) pada ketel Rebusan (sterilizer) sehingga kondensat tidak dapat keluar seluruhnya.
2. Masih seringnya dijumpai berondolan yang berserakan dibawah Loading ramp, yang tentu saja ini dapat mengakibatkan turunnya rendemen atau produksi CPO yang diperoleh oleh PKS.
3. Dalam pengisian TBS kedalam lori belum ada keseragaman isian lori, yang mana sesuai SPO isian lori harus 2500 Kg.
3.2 Stasiun Perebusan (Sterilizer)
A. Sterilizer
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 18
Peralatan utama pada stasiun rebusan adalah sebuah bejana tekan dan umumnya digunakan adalah bejana tekan horizontal yang dapat menampung 10 lori. Di PKS Bahjambi digunakan sistem rebusan horizontal dengan kapasitas 10 lori per unit rebusan. Lori adalah alat yang digunakan untuk menampung/membawa buah dari loading ramp ke rebusan untuk direbus. Berat rata-rata isian lori adalah 2,5 ton TBS. Jumlah kebutuhan lori di PKS tergantung pada kapasitas terpasang pada masing-masing pabrik. PKS Bahjambi yang berkapasitas 60 ton TBS/jam (dengan lima unit sterilizer @ satu pintu masing-masing berkapasitas 10 lori) memerlukan standar jumlah lori sebanyak 132 buah dengan rincian:
 40 lori di dalam ketel rebusan
 20 lori di depan ketel rebusan menunggu pergantian jika perebusan telah selesai
 20 lori di depan rebusan berisi buah masak yang akan dituang ke autofeeder
 20 lori di bawah loading ramp untuk diisi TBS
 10 % dari total di atas untuk cadangan pemeliharaan.
Peralatan pendukung pada sterilisasi horizontal adalah :
 Packing pintu, berfungsi untuk mencegah uap tekanan tinggi keluar dari bejana dan menutup rapat pintu bejana dengan sempurna. Kerusakan packing pintu ini biasanya terjadi pada bagian bawah pintu rebusan karena adanya genangan air kondensat.
 Alat penunjuk tekanan (manometer), terdapat di bagian atas pintu depan dan belakang rebusan. Fungsinya untuk menunjukkan apakah tekanan dalam rebusan masih ada atau tidak. Ketika hendak membuka pintu rebusan tekanan uap di dalam rebusan harus benar-benar sudah nol.
 Pelat penyaring kondesat, terdapat pada lantai dalam rebusan. Saringan harus sering diperiksa agar tidak tersumbat. Jika saringan ini tersumbat maka air kondensat akan tergenang di lantai rebusan dan mempercepat rusaknya packing pintu rebusan.
 Katup pengaman, berfungsi mencegah terjadinya tekanan berlebih di dalam rebusan.
 Cantilever, berfungsi sebagai rel untuk keluar-masuk lori ke dalam rebusan. Cantilever harus dalam keadaan baik dan tidak baling (twisted) agar lori yang keluar masuk rebusan tidak terguling atau jatuh.
 Pompa kondensat, berfungsi untuk memompa keluar kondensat yang tergenang di lantai sekitar rebusan, agar lantai tidak menjadi licin.
 Lori, merupakan tempat menampung dan merebus buah yang berisi 2.5, 3.5, atau 5 ton. Lori tempat buah dibuat berlubang dengan diameter 0.5 inchi, yang berfungsi mempertinggi penetrasi uap pada buah dan penetesan air kondensat yang terdapat di antara buah.
 Bogi atau understeel, adalah kerangka yang dilengkapi 4 unit roda untuk tempat dudukan lori untuk dapat berpindah. Bogi ada yang bersifat terpadu dengan lori dan ada yang terpisah.
 Sling atau staal drad, adalah tali atau kabel yang digunakan untuk menarik atau mendorong lori yang berisi buah ataupun yang telah kosong.
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 19
 Bollards, adalah silinder besi yang bisa berputar pada asnya untuk mengarahkan sling ke jalur lori yang akan ditarik.
 Capstand atau lier, adalah penarik sling yang menggunakan elektromotor.
 Crossing Rail (Rel Penyeberangan), berfungsi untuk membantu dan mempercepat pemasukan dan pengeluaran lori dari sterilizer. Semakin kecil radius crossing rail, maka frekuensi lori anjlok semakin tinggi. Kondisi crossing rail merupakan faktor pembatas dalam penetapan kapasitas oleh pabrik. Gangguan yang terjadi di crossing rail akan menghambat pemasukan dan pengeluaran buah dari sterilizer.
Perebusan TBS yang dilakukan dengan menggunakan panas berupa uap (steam) yang bertekanan bertujuan antara lain:
 Memudahkan pelepasan brondolan dari tandan/janjangan
Minyak dan inti sawit yang akan diolah terdapat dalam buah. Proses pemasakan buah di lapangan ditandai dengan buah yang telah memberondol (lepas) yang disebut dengan brondolan. Untuk mempermudah proses ekstraksi pengutipan minyak dan inti sawit, maka brondolan perlu dilepaskan dari janjangan.
 Mematikan aktivitas enzim penstimulir kenaikan asam lemak bebas (ALB)
Dalam buah yang dipanen terdapat enzim lipase dan oksidase yang tetap bekerja dalam buah sebelum enzim itu dihentikan dengan pelaksanaan tertentu. Enzim lipase bertindak sebagai katalisator dalam pembentukan trigliserida dan kemudian memecahkannya kembali menjadi asam lemak bebas (ALB) dengan reaksi sebagai berikut :
R1 – COO – CH2 R1 – COOH H2C - OH
R2 – COO – CH + 3H2O R2 – COOH + HC - OH
R3 – COO – CH2 R3 – COOH H2C – OH
Minyak + Air Asam Lemak + Gliserol
Reaksi ini akan dipercepat dengan adanya faktor-faktor panas, air, keasaman, dan katalis (Enzim). Enzim oksidase berperan dalam proses pembentukan peroksida yang kemudian dioksidasi lagi dan pecah menjadi gugusan aldehide dan keton.
Aktivitas enzim semakin tinggi apabila buah mengalami kememaran (luka). Untuk mengurangi aktivitas enzim sampai di PKS diusahakan agar kememaran buah dalam persentase yang relatif kecil . Enzim pada umumnya tidak aktif lagi pada suhu 50oC. Oleh sebab itu perebusan pada suhu 120oC akan menghentikan kegiatan enzim.
 Melunakkan brondolan untuk pemisahan daging buah dari biji
Perebusan yang sempurna akan melunakkan brondolan sehingga memudahkan pemisahan daging buah dan biji. Perebusan buah yang tidak sempurna dapat menimbulkan kesulitan pelepasan serat dari biji dalam polishing drum, yang menyebabkan pemecahan biji lebih
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 20
sulit dalam alat pemecah biji. Penetrasi uap yang cukup baik akan membantu proses pemisahan serat perikarp dan biji yang dipercepat oleh proses hidrolisis. Apabila serat tidak lepas, maka lignin yang terdapat diantara serat akan menahan minyak.
 Mempermudah proses pemisahan molekul-molekul minyak dari daging buah
Interaksi penurunan kadar air dan panas dalam buah akan menyebabkan minyak sawit antar sel dapat bersatu dan mempunyai viskositas yang rendah sehingga mudah keluar dari dalam sel sewaktu proses pengempaan dan mempercepat proses pemurnian minyak.
 Menurunkan kadar air
Sterilisasi dapat menurunkan kadar air buah dan inti, yaitu dengan cara penguapan baik pada saat perebusan maupun saat sebelum pemipilan. Penurunan kadar kandungan air buah menyebabkan penyusutan buah sehingga terbentuk rongga-rongga kosong pada perikarp yang mempermudah proses pengempaan. Pengurangan kadar air biji dapat meningkatkan efisiensi pemecahan biji. Perebusan yang sempurna akan menurunkan kadar air biji hingga 15%, dan hal ini menyebabkan inti susut sedangkan tempurung biji tetap, maka terjadilah inti yang lekang dari cangkang sehingga pemecahan biji dapat berlangsung dengan baik.
 Membantu proses pengeringan awal pada biji
Keberhasilan dari proses sterilisasi bergantung pada banyak faktor antara lain tipe sterilizer, sistem perebusan, tekanan uap, lama perebusan, serta pengendalian proses (pembuangan udara, kondensat, serta uap).
Lamanya perebusan sangat menentukan efisiensi ekstraksi minyak, semakin lama perebusan buah maka akan terjadi hal-hal berikut :
 Buah semakin mudah dipipil, sehingga TBS yang tidak terpipil semakin rendah.
 Biji semakin masak, sehingga biji lebih mudah pecah.
 Kehilangan minyak dalam air kondensat semakin tinggi.
 Kandungan minyak dalam tandan kosong semakin tinggi.
 Kualitas minyak semakin menurun, yang diketahui dari penurunan nilai deterioration of bleachability index (DOBI).
Pengendalian proses yang dilakukan secara manual seringkali menyebabkan kondisi operasi tidak tercapai (tekanan uap 3 kg/cm2, waktu 90 menit). Proses sterilisasi yang tidak berlangsung sempurna akan mengakibatkan :
 Sebagian brondolan buah tidak lepas dari tandan, menyebabkan kehilangan minyak dalam tandan kosong.
 Sebagian daging buah tidak lepas dari biji (proses ekstraksi menjadi tidak sempurna), menyebabkan kehilangan minyak dan biji.
 Ampas serat menjadi basah, menyebabkan pembakaran dalam boiler tidak sempurna.
Tinjauan Proses dalam Sterilisasi
Proses sterilisasi dilakukan di dalam sebuah bejana yang dilengkapi dengan katup pengatur tekanan uap. Peralatan sterilisasi yang paling lazim digunakan adalah sterilizer tipe
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 21
horizontal yang berfungsi secara batch, dengan menggunakan sistem perebusan single, double, atau triple peak.
Dari referensi diketahui bahwa untuk merebus dengan tekanan uap 3 bar (3.06 kg/cm2) selama 25 menit akan memberikan hasil yang sama seperti merebus dengan tekanan 1.5 bar selama 55 menit. Berdasarkan hal ini diketahui bahwa semakin tinggi tekanan perebusan semakin cepat waktu perebusan. Tekanan yang tinggi dengan sendirinya memberikan temperatur yang tinggi. Temperatur yang terlalu tinggi dapat merusak kualitas minyak dan inti sawit. Pada minyak sawit juga harus diperhatikan tingkat pemucatannya. Oleh karena itu, inti sawit yang diperoleh harus berwarna putih.
Perebusan yang dilakukan dengan tekanan uap 3.0 kg/cm2 dan waktu antara 80-90 menit merupakan yang paling optimal karena menghasilkan minyak dan inti yang memuaskan. Selain itu, pada proses perebusan juga perlu dilakukan pengurasan udara agar bisa keluar dan digantikan oleh uap air sebagai media perebusan. Pengurasan udara dilakukan pada saat awal proses perebusan dimana uap dimasukkan melalui kran pemasukan (inlet valve), sedangkan kran pengeluaran tetap dibuka. Pengurasan lainnya dilakukan pada saat tekanan mencapai puncak pertama pada tekanan sekitar 2.5 bar dan pada puncak kedua dengan tekanan sekitar 2.7 bar. Setelah pengurasan pada puncak kedua selesai, uap dimasukkan hingga tekanan 3.0 bar dan dipertahankan terus selama beberapa lama sesuai kebutuhan.
Tata cara yang harus dilakukan untuk memperoleh hasil rebusan normal pada sistem perebusan triple peak adalah sebagai berikut:
 Selama 13 menit pemasukan uap pertama dari 0-2.3 kg/cm2, termasuk menguras udara selama 2 menit (puncak ke satu).
 2 menit pembuangan uap pertama sampai tekanan menjadi nol.
 12 menit pemasukan uap kedua kali sampai tekanan 2.7 kg/cm2 (puncak kedua).
 2 menit pembuangan uap kedua kali sampai tekanan menjadi nol.
 13 menit pemasukan uap ketiga kali sampai tekanan 3.0 kg/cm2 (puncak ketiga).
 43 menit tekanan uap ditahan pada tekanan 3.0 kg/cm2.
 5 menit pembuangan akhir uap sampai tekanan menjadi nol.
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 22
Gambar 2. Grafik perebusan Triple Peak
Ketika ketel rebusan dalam keadaan pintu terbuka, baik ketel dalam keadaan kosong ataupun pada saat pemasukan/pengeluaran buah rebusan yang sudah matang, udara bebas masuk kedalam ketel rebusan. Udara bebas ini 20% mengandung oksigen dan gas-gas lain. Bahaya gas oksigen dalam perebusan disebabkan gas oksigen ini akan bereaksi dengan minyak yang ada dalam buah rebusan ketika dilakukan pemanasan (reaksi peroksida), yang merugikan kualitas minyak yang akan dihasilkan.
Kebutuhan uap selama pengolahan rata-rata 600 kg/ton TBS atau sekitar 18 ton uap per jam untuk PKS Berangir yang berkapasitas 30 ton/jam. Sekitar 220-265 kg uap dibutuhkan untuk perebusan per jam, sedangkan sekitar 350 kg untuk proses pengolahan lainnya. Kebutuhan untuk masing-masing instalasi untuk pabrik berkapasitas 30 ton TBS/jam dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3. Kebutuhan uap masing-masing instalasi PKS No. Stasiun Kebutuhan uap (kg/jam)
1.
Sterilizer
6600
2.
Digester
1050
3.
Klarifikasi
1800
4.
Vacuum oil drier
450
5.
Water heating
1200
6.
Nut silo
900
7.
Kernel silo
900
8.
Deaerator
1950
9.
Turbine pump
1200 Subtotal
16050 Losis (10%)
1605 TOTAL
17655
Berdasarkan pengamatan Penulis, masalah yang dapat ditemukan pada Stasiun rebusan, antara lain :
1. Sering anjloknya lori pada jalur rail karna sering putusnya rail dan di jembatan pintu masuk dan pintu keluar Rebusan dimana hal ini dapat mengakibatkan :
2. Bahan bakar ketel uap berkurang mengakibatkan pemakaian genset diesel yang lebih banyak dan mengakibatkan biaya operasional menjadi lebih besar.
3. Kapasitas olah pabrik menjadi lebih rendah, capaian rendemen menjadi terganggu.
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 23
4. Terjadi fluktuasi jumlah buah masak sehingga jumlah mesin pressan yang bekerja menjadi berubah-ubah pula. Hal ini mengakibatkan pengiriman dan pengutipan minyak di klarifikasi (CST) menjadi tidak kontinyu lagi.
B. Stasiun Pemipilan Buah (Threser)
TBS berikut lori yang telah direbus dikirim kebagian pemipilan dan dituangkan ke alat pemipil (threser) dengan bantuan hoisting crane (derek pengangkut). Proses pemipilan terjadi akibat tromol berputar pada sumbu mendatar yang membawa TBS ikut berputar sehingga membanting-banting TBS tersebut dapat menyebabkan brondolan lepas dari tandannya. Pada bagian dalam dari pemipil, dipasang batang-batang besi perantara sehingga membentuk kisi-kisi yang memungkinkan brondolan keluar dari pemipil. Brondolan yang keluar dari bagian bawah pemipil dan ditampung oleh sebuah screw conveyor untuk dikirim kebagian digesting dan pressing. Sementara, tandan (janjangan) kosong yang keluar dari bagian depan pemipil ditampung oleh conveyor, kemudian hasilnya dikirim ke hopper.
3.3 Stasiun Pressan (Kempa)
A. Digester
Buah kelapa sawit (brondolan) yang telah dipipil dari tandan rebus terdiri atas perikarp, cangkang dan inti. Buah tersebut akan terangkat oleh fruit elevator menuju digester, dan hal inilah yang dinamakan Material Passing to Digester (MPD). Pada perikarp diketahui bahwa pada minyak sawitnya didominasi oleh asam palmitat, sedangkan pada inti sawit didominasi oleh asam laurat. Oleh karena itu, pada proses pengolahannya kedua jenis sumber ini dipisahkan, dimana tahap pertama dilakukan pemisahan perikarp yang mengandung minyak. Perikarp ini memiliki tebal 2 – 8 mm, mengandung sejumlah besar kantong minyak yang antara satu dan lainnya akan terikat dan membuat satu rangkaian serat yang keras dan kuat yang didukung oleh pektin.
Digester merupakan bejana yang dilengkapi dengan alat perajang dan pemanas untuk mempersiapkan bahan agar lebih mudah dikempa dalam screw press. Bejana dilengkapi dengan beberapa pasang lengan atau pisau pengaduk sehingga buah yang diaduk di dalamnya menjadi hancur karena diremas akibat gesekan yang timbul antara sesama buah dan antara massa remasan dengan pengaduk serta dinding ketel. Tujuan peremasan adalah meremas buah sehingga daging buah lepas dari biji dan menghancurkan sel – sel yang mengandung minyak, agar minyak dapat diperas sebanyak – banyaknya pada pengempaan berikutnya.
Volume digester berpengaruh terhadap kehilangan minyak. Digester yang penuh akan memperpanjang durasi pengadukan (time retention) dengan tekanan lawan yang kuat sehingga perajangan menjadi sempurna. Ketinggian buah dalam digester akan menimbulkan tekanan di dasar digester dan tekanan lawan terhadap pisau semakin tinggi sehingga pemecahan kantong minyak serta pemisahan serat dengan serat lainnya akan semakin sempurna.
Adapun fungsi alat pengaduk yang tersusun di dalam digester antara lain sebagai berikut :
 Mencegah terjadinya penumpukan dalam digester, sehingga lebih mudah bergerak terutama ke dalam alat kempa.
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 24
 Memindahkan panas dari mantel, yakni mengatur agar adonan bergantian dalam proses mengabsorbsi panas.
 Melumatkan buah sehingga lebih mudah dikempa dan kehilangan minyak yang terjadi menjadi lebih sedikit.
 Mengeluarkan minyak pada permukaan sel yang pecah.
Digester (ketel adukan) adalah suatu ketel yang mempunyai dinding rangkap dan as pemutar yang dilengkapi dengan pisau-pisau pengaduk, yang digunakan untuk melumat brondolan sampai homogen, sehingga daging buah (perikarp) pecah dan lepas dari biji (nut). Jumlah pisau-pisau pengaduk pada digester terdiri dari 6 pasang pisau pelumat (stirring arms), yaitu 5 set pisau pelumat sebelah atas untuk mengaduk dan 1 set pisau buangan/lempar dibagian bawah untuk mempermudah pelumatan dan mendorong biji yang masih bercampur dengan serat dari ketel adukan, dimana jarak pisau dengan dinding ketel maksimal 15 mm.
Untuk mempermudah proses pelumatan, suhu digester dipertahankan 95 – 980C agar serat dapat terpisah dari biji yang diberikan dengan cara menginjeksikan uap. Proses pengadukan berlangsung selama 20-25 menit. Adapun tujuan dari pelumatan di digester adalah :
 Melumatkan daging buah.
 Memisahkan daging buah dengan biji.
 Meremas struktur jaringan perikarp dan pembukaan sel dimana minyak terkandung didalamnya.
 Mempermudah proses pengempaan.
Digester sering disebut sebagai alat aduk yang terdiri dari bejana yang dilengkapi dengan alat-alat perajang buah sehingga terjadi pelepasan pericarp dengan biji sambil terjadi pemecahan kantong-kantong minyak. Volume digester berpengaruh terhadap kehilangan minyak, jika digester penuh maka akan memperlama proses pengadukan dengan tekanan lawan yang kuat, sehingga perajangan menjadi sempurna. Akibat tingginya buah dalam digester akan menimbulkan tekanan didasar digester dan tekanan lawan terhadap pisau semakin tinggi sehingga pemecahan kantong minyak dan pemisahan serat dengan serat yang lain semakin sempurna. Isian dari digester sebaiknya minimal ¾ volumenya agar diperoleh hasil yang lebih baik untuk feeding screw press.
Untuk menaikkan suhu didalam digester digunakan uap sistem pemanasan mantel (steam jacket) maupun injeksi langsung, dimana suhu yang diharapkan adalah 95OC dengan alasan pada suhu tersebut minyak sudah mencair dan mudah keluar dari kantong-kantong minyak. Adapun massa yang masih berbentuk emulsi akan pecah menjadi minyak dan cairan lainnya, dan kerusakan minyak seperti oksidasi dan hidrolisa relatif belum terjadi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja digester antara lain adalah:
 Kondisi pisau pengaduk digester.
 Level volume buah dalam digester.
 Temperatur/steam.
 Kebersihan bottom plate.
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 25
 Kematangan buah yang sudah terebus.
 Kondisi plat siku penahan pada dinding digester.
Faktor yang perlu diperhatikan dalam proses pengadukan adalah frekuensi pengadukan dan kondisi pisau pengaduk. Frekuensi pengadukan yang tinggi akan mengakibatkan pembuangan energi yang tinggi pula. Jumlah pisau pengaduk yang lebih banyak akan menyebabkan pelumatan yang berlebih sehingga terjadi penggenangan minyak di dasar screw press, hal ini akan memperkecil gaya gesekan buah dengan pisau.
Jumlah pisau yang sesuai adalah 6 pasang dengan kedudukan berselang antara satu pasang dengan pasangan berikutnya. Bentuk pisau harus sedemikian rupa supaya dapat mengangkat buah serta menekan buah dengan cara menyapu. Pisau terbuat dari mangan silikon karena pisau pengaduk mudah mengalami korosi. Putaran yang tinggi menyebabkan genangan minyak dalam alat yang akan mempersulit pengadukan. Kisaran putaran antara 20 – 30 rpm.
Penggunaan digester harus disesuaikan dengan kapasitas screw press agar tidak terjadi perubahan massa aduk yang dapat berakibat pada penurunan efisiensi ekstraksi. Untuk memperlama proses pelumatan maka dianjurkan agar volume digester penuh. Apabila tidak terisi penuh maka buah tidak terajang dengan sempurna dan dapat menyebabkan kehilangan minyak dalam ampas yang cukup tinggi. Pengisian yang tidak sempurna sering terjadi pada saat awal pengoperasian pabrik, hal ini dipaksakan akibat kekurangan persediaan bahan bakar.
Pemanasan dimaksudkan supaya minyak tidak menjadi kental. Suhu yang dikehendaki adalah 95°C dengan alasan bahwa pada suhu tersebut minyak sudah mencair dan mudah keluar dari kantong – kantong minyak, sedangkan yang masih berbentuk emulsi akan pecah menjadi minyak dan cairan lainnya. Semakin tinggi suhu Digester maka perajangan akan semakin baik, meringankan kerja screw press dan mengurangi biji yang pecah. Umumnya panas yang dimasukkan dalam digester berupa uap bertekanan yang diinjeksikan secara langsung ataupun melalui jacket pemanas. Pemakaian jacket pemanas dapat menyebabkan pemanasan yang berlebihan terhadap buah yang kontak langsung dengan dinding bejana, oleh karena itu biasanya tekanan mantel diturunkan menjadi 2 kg/cm2.
Adapun sistem injeksi uap langsung dalam bejana mempunyai efek negatif, yakni :
 Menambah jumlah air yang terkandung dalam adonan, sehingga menurunkan daya gesekan antara pisau dengan adonan.
 Menurunkan tekanan uap boiler, sehingga menaikkan kebutuhan uap pada turbin uap.
 Kerusakan mutu minyak akibat pemanasan yang berlebihan, karena merangsang terjadinya proses oksidasi.
 Inti menjadi gosong, sehingga sulit dalam proses pemecahan dalam ripple mill.
Minyak yang terdapat dalam adonan akan menurunkan efisiensi pengadukan, karena minyak akan berfungsi sebagai pelumas pisau sehingga mengurangi efek pelumatan pisau digester, maka minyak tersebut perlu dipisahkan. Jika minyak tersebut tidak dipisahkan maka minyak akan masuk ke dalam screw press dan akan menurunkan kapasitas olah presser. Pemisahan minyak dilakukan dengan membuat lubang di dasar bejana yang dihubungkan dengan
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 26
pipa. Dengan pemisahan minyak tersebut akan menurunkan losses dalam serat atau biji serta dapat menurunkan jumlah biji yang pecah di dalam screw press dan efisiensi penekanan dalam screw press dapat meningkat yaitu bertambah besarnya nilai perbandingan biji terhadap adonan. Karena semakin tinggi rasio biji terhadap adonan, maka daya ekstraksi minyak akan lebih baik.
Gambar 3. Struktur digester
B. Screw press
Screw press adalah mesin kempa yang digunakan untuk memeras lumatan brondolan matang dengan sistem tekan dan digunakan untuk memisahkan minyak kasar (crude oil) dari daging buah (perikarp) dengan cara diperas. Tekanan cone yang sebaiknya digunakan pada press adalah 40-50 bar. Tekanan cone yang kurang mengakibatkan losses minyak pada fiber tinggi tetapi persentase biji pecah kecil. Namun dengan tekanan cone yang terlalu tinggi mengakibatkan biji pecah yang tinggi tetapi proses pemerasan minyak maksimal (losses minyak di fiber rendah).
Mekanisme pengempaan adalah masuknya adonan ke dalam cylinder press dan mengisi worm screw, dimana volume setiap space worm berbeda. Semakin mengarah ke ujung as screw, volume semakin kecil sehingga perpindahan massa akan menyebabkan minyak terperas. Untuk menurunkan kadar minyak dalam ampas, tekanan lawan dinaikkan dengan mengatur cone. Tapi hal ini akan menyebabkan banyaknya persentase biji pecah dalam cake, oleh karena itu pengoperasian screw press hendaknya dipertimbangkan untung ruginya.
Pemberian air pengencer dapat dilakukan dengan cara menyiram cake dalam screw press. Jumlah air pengencer yang diberikan tergantung pada suhu air pengencer. Semakin tinggi suhu air pengencer maka semakin sedikit air pengencer yang diberikan. Pemberian air pengencer yang terlalu banyak akan mengakibatkan hal-hal sebagai berikut :
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 27
 Pemecahan cake yang lebih sulit di Cake Breaker Conveyor (CBC).
 Turunnya nilai kalor pembakaran pada ampas akibat tingginya kadar air.
 Penurunan kapasitas screw press akibat bertambahnya kandungan air dan kecepatan gerak cake dalam worm.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi kerja screw press antara lain adalah kondisi worm screw press, tekanan, efek dari sterilizer (buah rebus masih mentah), kandungan sampah (misal batu), dan penambahan air suplesi. Pengaturan tekanan pressan dilakukan secara hati-hati, karena perlakuan yang salah dapat menyebabkan persentase kehilangan minyak yang tinggi atau persentase biji yang pecah tinggi. Tujuan dari pengempaan adalah memeras minyak sebanyak mungkin dari massa remasan sehingga kehilangan minyak juga semakin sedikit. Untuk ini umumnya telah dipakai kempa ulir ganda. Karena kempa ulir adalah yang paling sesuai untuk buah Tenera. Massa yang keluar dari digester diperas dalam screw press pada tekanan cone 40-50 bar menggunakan air pengencer yang bersuhu 95-98OC sebanyak 20% terhadap aliran minyak kasar, atau sekitar 9% terhadap TBS diolah. Untuk menurunkan viskositas minyak, penambahan air dapat pula dilakukan di oil gutter. Di PKS Berangir saat ini, penambahan air ini dilakukan di oil gutter. Fungsi screw press pada stasiun kempa adalah sebagai berikut : 1). Memeras cairan yang terdapat dari bahan buah dan memisahkannya dari inti serta serabut buah. 2). Melumatkan kembali buah yang belum sempat dilumatkan di dalam digester (alat pelumat) agar pengambilan minyak berjalan sempurna. Cairan yang keluar dari pressan mengandung bahan-bahan seperti minyak, air, NOS (Non Oil Solid), kotoran, serabut halus, bubur daging buah, lumpur tanah, pasir halus dan pasir kasar. Dengan demikian masih banyak bahan yang bukan minyak terkandung dalam bahan-bahan yang keluar dari alat kempa sehingga perlu dimurnikan lebih lanjut dalam proses klarifikasi. Pengambilan cairan minyak menjadi kurang efektif apabila di screw press terjadi hal-hal sebagai berikut: 1). Cylinder press tersumbat akibat jarang dikosongkan. 2). Air panas (air pengencer) diberikan pada adonan tidak cukup, atau kurangnya uap yang diinjeksikan pada digester. 3). Tekanan screw press dibawah standar. 4). Buah yang dipress kurang matang direbus. 5). Fraksi buah yang berbeda-beda dan juga jenis buah yang berbeda. 6). Screw press yang telah aus.
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 28
Gambar 4. Struktur screw press
Keterangan gambar :
1. Hydraulic cylinder (V)
2. Worm lengthening (56)
3. Adjusting cone shaft (15,16)
4. Cone (8)
5. Extension shaft (13,14)
6. Screw worm (6,7)
7. Press cage (5)
8. Strainer (4)
9. Intermediate gear (20)
10. Bearing box (33)
11. Thrust bearing (2)
12. Flexible coupling (10)
13. Gear reducer (VI)
14. Electromotor (VII).
Sebuah mesin screw press yang lengkap terdiri dari gear reducer, intermediate gear, main chasing, press cage, screw worm, silinder hidrolik, hydrolic power pack, elektromotor, dan starter panel. Mesin screw press digerakkan oleh elektromotor 22 kw/30 HP (tipe AP-12), dengan pulley diameter 6 inch, sedangkan pada shaft gear terpasang pulley diameter 16 inch untuk mereduksi putaran.
Pulley shaft gear reducer menggunakan sistem slip ring clutch untuk mencegah selip pada waktu pembebanan mendadak. Putaran input pada gear reducer sebesar 1.500 rpm dengan perbandingan 150:1 menghasilkan output putaran rata-rata 10-12 rpm. Konstruksi chasis dibuat dari besi baja kokoh, dimana terletak elektromotor dan gear reducer dengan posisi sejajar.
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 29
Intermediate gear box (bak roda gigi) berfungsi melindungi perputaran kedua roda gigi yang berputar secara berlawanan pada posisi yang sejajar dan terbuat dari high carbon steel. Kedua roda gigi terpasang secara horizontal, bersatu dengan poros dan bantalan (bearing). Press cage yang berbentuk silinder terbuat dari baja tuangan yang dibentuk sedemikian rupa agar didapatkan efisiensi ekstraksi yang tinggi.
Tipe gear reducer yang digunakan ada dua, yaitu cyclo drive dan helical gear (sistem sproket). Sistem sproket mengurangi putaran dengan prinsip transfer energi mekanik dengan ukuran sproket yang berbeda yang saling bersentuhan. Sementara prinsip kerja cyclodrive mengurangi putaran dengan menggunakan banyak pin dan disc yang berputar sehingga berujung pada as yang berputar secara lambat. Struktur cyclodrive dapat dilihat dalam gambar 3.
Gambar 5. Cyclodrive Reducer Gear
Hydrolic Power Pack
Hydrolic power pack berfungsi sebagai pemberi daya dorong terhadap cone yang menekan massa kempa yang keluar dari cylinder press. Hydrolic power pack ini dihubungkan dengan silinder hidrolik (cone) dengan menggunakan pipa hidrolik tekanan tinggi. Pemasangan pipa hidrolik sebaiknya sependek mungkin dan seminimal mungkin sambungannya agar lebih efisien.
Sistem kerja hidrolik pada mesin hydrolic power pack menggunakan reaksi tekanan konstan cone pada tingkat normal terlepas dari pembebanan elektromotor. Pada saat beban maksimum dari elektromotor (ampere naik), arus listrik searah secara otomatis menghidupkan katup solenoid yang menarik mundur silinder cone untuk mengeluarkan ampas yang menumpuk di press cage. Pada saat ampere elektromotor turun pada tingkat normal yang diinginkan, secara otomatis katup solenoid berhenti untuk memajukan silinder cone dan mempertahankan tekanan cone pada tingkat yang normal.
Pompa hidrolik berfungsi untuk mentransfer energi mekanik menjadi energi hidrolik. Pompa hidrolik bekerja dengan cara menghisap oli dari tangki hidrolik dan mendorongnya kedalam sistem hidrolik dalam bentuk aliran (flow). Aliran ini yang dimanfaatkan dengan cara merubahnya menjadi tekanan. Tekanan dihasilkan dengan cara menghambat aliran oli dalam
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 30
sistem hidrolik. Hambatan ini dapat disebabkan oleh orifice, silinder, motor hidrolik, dan aktuator. Ada dua macam peralatan yang biasanya digunakan dalam merubah energi hidrolik menjadi energi mekanik yaitu motor hidrolik dan aktuator. Motor hidrolik mentransfer energi hidrolik menjadi energi mekanik dengan cara memanfaatkan aliran oli dalam sistem merubahnya menjadi energi putaran yang dimanfaatkan untuk menggerakan roda, transmisi, pompa dll.
Gambar 6. Hydrolic power pack
Beberapa keuntungan dari sistem hidrolik ini adalah sebagai berikut :
 Mudah dalam pemasangan ataupun pengoperasian.
 Operator hanya perlu mengatur tekanan konstan cone pada tingkat normal sesuai dengan kapasitas TBS untuk menghasilkan daya kerja maksimum.
 Sistem otomatis mencegah elektromotor dari beban yang berlebihan tanpa sepengetahuan operator.
 Jika sistem otomatis tidak berfungsi sebagaimana mestinya, pembuangan ampas dapat dilakukan secara manual.
 Tingkat pressan dapat diketahui dengan mengukur arus muatan listrik elektromotor.
 Sistem hidrolik sangat sederhana, tahan uji, dan mudah dalam perawatan.
Air pengencer adalah air panas yang disiramkan ke daging buah yang telah lumat agar kandungan minyak yang ada di daging buah keluar. Air pengencer yang di berikan pada alat screw press tergantung pada jenis alat. Pemberian air pengencer dilakukan dengan cara menyiram cake dalam pressan dari atas bagian tengah dan atau di chute screw press. Jumlah air pengencer yang diberikan tergantung pada daging buah yang dilumatkan. Pemberian air pengencer yang terlalu banyak dapat berakibat terhadap kandungan air cake. Kandungan air cake yang tinggi dapat menyebabkan proses :
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 31
1. Pemecahan cake yang lebih sulit dalam CBC (Cake Breaker Conveyor). Hal ini sering menyebabkan beban CBC yang terlalu berat.
2. Semakin tinggi kandungan air ampas maka kalor bakarnya akan semakin menurun yang dapat memeperkecil kapasitas dan efisiensi boiler.
3. Pemeraman biji yang berkadar air yang tinggi dalam silo biji akan terjadi dan dapat menyebabkan penurunan efisiensi ekstraksi biji.
4. Penurunan kapasitas screw press akibat bertambahnya kandungan air dan kecepatan gerak cake dalam worm.
Pemberian air pengencer pada cake di screw press ini tidak dilakukan lagi di PKS Berangir karena kondisi press cake yang terlalu berair. Pengenceran yang dilakukan adalah dengan memberikan aliran air pada oil gutter (air suplesi) yang bertujuan untuk pengenceran minyak sehingga pemisahan pasir dan serat-serat yang terdapat dalam minyak dapat berjalan dengan baik. Pengenceran berlangsung dengan baik bila suhu air pengencer 95-98OC. Jumlah air pengencer yang dianjurkan yaitu sesuai dengan crude oil yang keluar dari screw press, sekitar 20% terhadap jumlah aliran minyak kasar atau 9% terhadap jumlah TBS diolah.
Pemakaian air pengencer yang terlalu banyak akan menyebabkan penurunan kualitas unit pengolahan PKS terutama pada alat klarifikasi. Pemberian air pengencer tergantung pada desain unit pengolahan dan kandungan NOS (Non Oil Solid) yang dapat dipengaruhi oleh kebersihan pemanenan. Suhu air pengencer sangat mempengaruhi proses pemisahan minyak dari zat kotor, NOS, lumpur dan air yang terkandung dalam daging buah.
Air pengencer yang diberikan kedalam cairan bermanfaat untuk menurunkan viskositas cairan sehinggga zat yang memiliki BJ > 1,0 kg/dm3 akan mudah mengendap sedangkan zat yang memiliki BJ < 1,0 kg/dm3 akan mengapung, selain itu juga untuk mempermudah pemisahan fraksi yang terdapat dalam cairan minyak berdasarkan polaritas (tingkat kepolaran). Air suplesi ini juga berfungsi memecahkan emulsi minyak yang dalam bentuk butiran halus yang sering melekat dengan NOS, serta berperan untuk melemahkan fungsi emulsifier yang terdapat dalam minyak.
Jumlah air pengencer yang digunakan sangat bervariasi antara satu Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan PKS yang lainnya. Jumlah air pengencer yang digunakan yaitu sebanding dengan crude oil yang keluar dari screw press. Jumlah air yang digunakan berpengaruh terhadap retention time (waktu retensi) dalam Continous Settling Tank (CST) yang sangat penting artinya dalam efisiensi pemisahan minyak dan kualitas minyak. Jumlah air pengencer yang dianjurkan adalah sebanding dengan jumlah minyak yang terdapat dalam cairan yaitu harus sesuai dengan norma yang ditetapkan oleh setiap PKS.
3.4 Stasiun Klarifikasi Minyak
A. Proses Pemurnian Minyak Kelapa Sawit (MKS)
Ada tiga metode yang dilakukan dalam pemurnian minyak kasar di PKS, yaitu metode pengendapan, metode pemusingan, dan metode pemisahan biologis.
a. Metode pengendapan (settling) yaitu pemisahan minyak dan air karena terjadi pengendapan bagian yang lebih berat. Minyak berada di lapisan atas karena berat jenisnya lebih kecil. Jika
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 32
minyak kasar yang ditampung dalam tangki dibiarkan , isi tangki akan mengendap dan terbentuk beberapa lapisan sesuai dengan berat jenis dari fase yang terkandung didalamnya. Lapisan pertama merupakan lapisan minyak yang masih mengandung butir-butir air dan zat pengotor lainnya dengan kadar 99,0% minyak, 0.75% air dan 0.25% zat padat.Minyak dengan kandungan tersebut belum memenuhi standart kualitas jual sehingga harus diproses lebih lanjut untuk menurunkan kadar air dan zat padatnya. Lapisan kedua merupakan lapisan air yang mengandung minyak dalam bentuk terhomogenesir. Sementara lapisan ketiga merupakan fase yang mengandung zat organik padat serta emulsi minyak-air yang tidak terpecahkan.
b. Metode pemusingan (centrifuge) yaitu pemisahan dengan cara memusingkan minyak kasar, sehingga bagian yang lebih berat akan terlempar jauh akibat adanya gaya sentrifugal. Dengan demikian, pemusingan dapat digunakan dalam berbagai proses untuk pemisahan cairan-cairan atau antara cairan dengan bahan padat yang terkandung didalamnya. Aplikasi dari prinsip pemisahan dengan metode pemusingan untuk melakukan tugas-tugas sebagai berikut :
1. Menjernihkan minyak ysng dihasilkan oleh proses pengendapan di Clarifier Tank sebelum diproses di Vacuum Dryer. Jenis pemusingan yang digunakan untuk aplikasi ini yaitu Oil Purifier yang memisahkan air dan kotoran-kotoran ringan yang terkandung dalam minyak
2. Mengutip kembali minyak yang masih terikut dengan lumpur (sludge) yang berasal dari clarifier tank. Jenis pemusingan yang digunakan untuk aplikasi ini yaitu Decanter, Nozzle Separator, atau kombinasi keduanya.
c. Metode pemisahan biologis yaitu pemecahan molekul-molekul minyak sebagai akibat dari proses fermentasi.Pemisahan yang dimaksud disini yaitu pengutipan minyak yang dilakukan di Fat Fit. Minyak yang diperoleh dari Fat-Fit selanjutnya dikembalikan ke Crude Oil Tank, sedangkan sisa lumpur dan air di alirkan ke kolam limbah. Walaupun telah dilakukan pengutipan minyak semaksimal mungkin, tetapi pada sisa lumpur dan air yang dialirkan ke kolam limbah tersebut, masih saja ada minyak yang terikut. Minyak yang ikut ke kolam limbah ini dihitung sebagai kerugian (losses).
Untuk memahami tujuan dan hakekat pemurnian minyak kasar, perlu dipelajari sifat fisika-kimia dari minyak kasar tersebut. Minyak kasar hasil pengempaan tersebut dapat dirinci sebagai berikut.
i. Campuran minyak dan air
Campuran yang unsurnya minyak dan air terbagi tidak terlalu halus sehingga dengan cepat dan mudah dapat dipisahkan. Minyak dalam campuran ini disebut minyak bebas karena tidak mempunyai afinitas apa pun dengan air yang mengelilinginya. Minyak dari campuran ini bila dibiarkan akan segera terpisah di atas lapisan air yang mengendap.
ii. Campuran homogen antara butir air dan minyak
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 33
Campuran ini terbagi sangat halus. Dalam keadaan demikian, kedua unsur merupakan emulsi yang stabil.
iii. Emulsi air-minyak
Emulsi semacam ini boleh dikatakan tidak berarti dalam pemurnian minyak di pabrik kelapa sawit, asalkan dapat dijamin viskositas yang layak (pada temperatur 80-90o C)
iv. Emulsi minyak-air
Jika integrasi minyak dalam air sedemikian jauhnya hingga terjadi homogenisasi maka akan diperoleh emulsi stabil. Namun, telah diketahui juga bahwa tanpa intergasi minyak dalam air yang intensif, bisa juga terbentuk emulsi stabil berkat adanya emulgator yang aktif. Asam lemak, zat lendir, serat halus, serta sisa sel merupakan stabilisator sehingga dapat menjadi emulsi hidup. Adapun tahap pemurnian minyak antara lain :
1. Penyaringan (Filtrasi)
Ialah pemisahan crude oil dari fibre2, cangkang2 halus dan partikel2 lainnya dengan menggunakan filtrasi ukuran 20 – 30 mesh.
Fungsi dan tujuannya untuk menurunkan viskositas agar proses selanjutnya efisien.
a. Operasi proses
• Sebelum proses dimulai, drain sand trap tank dan crude oil tank sampai pasir dan lumpur habis.
• Setiap pagi, lakukan pencucian pada screen.
• Pada saat operasional, kontrol volume sand trap tank dan COT tetap konstan.
• Periksa kondisi getaran screen
• Periksa temperatur pada sand trap tank dan COT  90 0C.
A. Pengendapan
Ialah pengambilan minyak berdasarkan density antara minyak dan partikel2 lainnya.
Fungsi dan tujuannya :
- Mendapatkan minyak semaksimal mungkin di atas target.
- Pencapaian kualitas minyak, moist  1% dan dirt  0.05%.
- Meminimalkan kandungan minyak pada sludge under flow 7 – 8%.
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 34
Gambar 7. Struktur Continous Settling Tank
B. Proses Pengolahan Sludge
Sludge yang berada didalam sludge tank mendapat pemanasan dengan menggunakan pipa uap tertutup agar minyak tidak goncang karena pemanasan yang terlalu tinggi akan dapat memisahkan minyak yang terikat dengan lumpur, oleh sebab itu suhu dalam sludge tank dipertahankan 90-100o C. Pipa masuk sludge dari settling tank berada disamping tangki bagian tengah dengan maksud agar dalam tangki tidak terjadi goncangan-goncangan yang berakibat pada pembentukkan emulsi. Lumpur yang terdapat dibawah tangki harus dibuang setiap selang waktu tertentu,dengan tujuan agar pasir tidak terikut kedalam sludge separator.
B. Sludge Separator
Dalam sludge masih banyak terdapat zat-zat lain selain dari minyak yaitu sisa-sisa daging buah, air dan macam-macam mineral. Minyak dalam sludge masih berkisar 3,5 – 5 %. Untuk memisahkan atau mengutip minyak yang masih terkandung dalam sludge, maka cairan sludge dimasukkan ke alat pemisah sludge (sludge separator) untuk dikutip minyaknya.
Komposisi sludge yang keluar dari sludge tank dipengaruhi:
1. Jumlah air pengencer yang digunakan.
2. Perlakuan sebelumnya, apakah menggunakan alat seperti sand cyclone dan atau strainer.
3. Pemakaian ayakan getar yang berfungsi untuk memisahkan lumpur dan cairan yang terdapat dalam cairan sehingga kemampuan sludge separator yang semakin tinggi.
Keberhasilan pemakaian sludge separator sangat menentukan terhadap persentase kehilangan minyak. Kemampuan alat ini tergantung dari :
1. Kapasitas olah sludge separator. Debit cairan minyak yang tinggi akan mempengaruhi pemisahan fraksi-fraksi, yaitu volume yang terlalu besar dapat menurunkan perbedaan antara fraksi ringan dan berat, sehingga kehilangan minyak dalam air drab tinggi. Kapasitas olah separator dipengaruhi oleh jenis alat sludge separator dan ukuran nozzle yang dipakai.
2. Nozzle. Ukuran lubang nozzle mempengaruhi pemisahan fraksi ringan dan berat. Semakin kecil ukuran nozzle, maka daya pisah semakin baik yaitu kadar minak dalam air buangan relatif kecil, akan tetapi nozzle sangat cepat rusak, yang diakibatkan oleh gesekan pasir.
3. Keseimbangan pemisahan lumpur dan cairan yang masuk kedalam sludge separator perlu dipertahankan dengan :
a. Mempertahankan tekanan pada outlet sludge separator dengan membuat bak yang berisi air sehingga tekanan lawan konstan.
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 35
b. Mengisi air panas kedalam sludge separator untuk mempertahankan tekanan dalam sludge separator sehingga kecepatan air dan pemisahan lumpur dengan air konstan.
Pengenceran dalam proses pemurnian minyak bertujuan untuk mengencerkan minyak sehingga pemisahan pasir dan serat-serat yang terdapat dalam minyak, dan dapat berjalan dengan baik bila suhu air pengenceran 80-90o C. Air pengencer yang diberikan kedalam cairan bermanfaat :
a. Untuk menurunkan viskositas cairan, sehingga zat yang memiliki Berat Jenis (BJ) > 1,0 akan mudah mengendap sedangkan zat yang memiliki BJ < 1,0 akan mengapung. Hal ini bermanfaat untuk mengaktifkan pengumpulan NOS baik dalam proses pengendapan maupun dalam proses pemisahan dengan sentrifuge.
b. Untuk mempermudah pemisahan fraksi yang terdapat dalam cairan minyak berdasarkan polaritas.
c. Untuk memecahkan emulsi minyak yang dalam bentuk butiran halus dan sering melekat dengan NOS. Juga berperan untuk melemahkan fungsi emulsifier yang terdapat dalam minyak. Jumlah air pengencer yang dianjurkan yaitu sebanding dengan jumlah crude oil yang keluar dari screw press. Jumlah air yang digunakan berpengaruh sangat penting dalam efisiensi pemisahan minyak dan kualitas minyak sawit. Pemakaian air yang terlalu banyak akan menyebabkan penurunan kualitas unit pengolahan PKS terutama pada alat klarifikasi.
Tinjaun Stasiun Pemurnian Minyak
Menaikkan temperatur minyak kasar sangat penting artinya, yaitu untuk memperbesar perbedaan berat jenis (BJ) antar minyak, air, dan sludge sehingga sangat membantu dalam proses pengendapan. Selanjutnya, minyak dari COT dikirim ke tangki pengendapan ( Continous Settling Tank / CST ) Di CST, maka dari itu perlu dijaganya temperatur pada Bak RO tetap di temperatur ≥ 95 0C. Air pengencer juga memegang peranan penting untuk memaksimalkan pemisahan minyak dengan Sludge,dimana pada saat ini belum didapatnya standrad penambahan air pengencer. Hal ini disebabkan karena kurang dipahaminya fungsi dari air pengencer itu sendiri. Dan masih sering dijumpai dilapang temperatur untuk air suplesi dibawah 900C.dengan rendahnya temperatur air suplesi maka akan semakin banyak air yang dibutuhkan ini meningkatkan kandungan air pada Minyak yang dihasilkan.
C. Analisa Sample PKS
1. Analisa sample mutu Minyak
Minyak Sawit atau Crude Palm Oil (CPO) adalah merupakan lemak trigliserida yaitu senyawa Gliserol dengan asam lemak Palmitat. Minyak sawit diperoleh dari proses pengempaan daging buah di stasiun Pressan. Analisa mutu sawit bertujuan untuk mengetahui mutu minyak sawit yang dihasilkan oleh pabrik agar sesuai dengan norma yang telah ditentukan. Analisa mutu sawit ini bertujuan untuk mengetahui mutu sawit yang dihasilkan oleh pabrik agar sesuai dengan norma yang telah ditentukan. Adapun norma mutu minyak sawit produksi adalah :
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 36
Tabel 4. Norma mutu Minyak Sawit Parameter Norma
Kadar ALB
Maks 2.50 %
Kadar Air
Maks 0.150%
Kadar Kotoran
Maks 0.020 %
DOBI
Min 2.50
Sample yang diambil antara lain :
1. Minyak Kasar
Minyak kasar adalah hasil pengpressan daging buah di stasiun pressan, sample ini kemudian dianlisa ALB, lapisan minyak, lapisan air dan padatan.
2. Minyak Produksi
Minyak produksi adalah minyak hasil pemurnian pada stasiun minyakan yang akan disimpan dalam tangki timbun dan siap dipasarkan. Analisa yang dilakukan adalah untuk mengetahui kadar air,kotoran dan ALB
3. Minyak tangki Timbun
Minyak tangki timbun adalah kumpulan minyak produksi dalam taangki sebagai produksi yang siap untuk dipasarkan, analisa yang dilakukan antara lain kadar air, kotoran dan ALB.
2. Analisa sample angka Losis Minyak Sawit
Angka kehilangan/ kerugian minyak sawit adalah banyaknya yang tidak terambil pada alir proses pengolahan yang masih terkandung dalam produksi dan terbuang sebagian ke Boiler sebagai bahan bakar sedangkan sebagian lainya terbawa aliran air buangan keluar dari pabrik menuju kolam limbah atau badan air.
Adapun Norma angka kerugian minyak sawit terhadap TBS adalah :
Tabel 5. Losis minyak Sawit Terhadap Contoh dan TBS Jenis Contoh Minyak Thdp Contoh Faktor Thdp Contoh Minyak Thdp Contoh
Tandan Kosong
1.85
21
0.39
Ampas pressan
3.90
14
0.55
Biji ampas pressan
0.80
13
0.10
Sludge Buangan
0.50
60
0.30
Buah lekat dlm tandan kosong
2.50*
30** x 21
0.16 Total Losis Minyak Sawit
1.50
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 37
Tandan kosong adalah buah sawit yang telah direbus dan dirontokkan brondolannya di stasiun bantingan (thresher)
Ampas pressan adalah daging buah (pericarp) dari brondolan yang telah dikeluarkan minyaknya pada stasiun pressan
Biji adalah biji hasil pemisahan massa ampas pressan di depericarper dan telah dibersihkan dalam drum pengkilat biji (polishing drum)
Sludge Buangan adalah cairan yang keluar dari bak pengutipan minyak terakhir menuju kolam unit pengendalian limbah.
3. Analisa sample mutu Inti Sawit
Inti sawitadalah bagian biji (Nut) yang dipisahkan dari cangkang, tujuan analisa ini untuk mengetahui mutu inti sawit yang dihasilkan oleh pabrik agar sesuai dengan norma yang telah ditentukan.
Adapun norma mutu inti sawit produksi adalah:
Tabel 6. Norma Mutu Inti sawit untuk Penjualan : Parameter Mutu Norma (%)
Kadar Inti Pecah
15-20
Kaddar air
Maks 7,00
Kadar kotoran
Maks 6,00
Kadar berubah warna
Maks 40,00
Kadar minyak Inti
Maks 46,00
Kadar ALB Minyak Inti
Maks 2,00
Kadar Inti Pecah dan Kotoran adalah bagian inti utuh yang pecah akibat perlakukab pada proses pengeringan biji dan atau pada proses pemecahan biji di pemecah (ripple mill)
Kotoran Inti Sawit adalah jumlah cangkang dari biji utuh, biji yang ½ pecah (inti lekat), cangkang lepas dan kotoran lainya dalam inti sawit.
Kadar berubah warna adalah Inti dengan belahan berwarna coklat muda sampai warna coklaat-tua akibat timbulnya senyawa fenolik dalam inti sawit.analisa kandungan inti berubah warna dapat ditentukan secaraa visual dengan jalan membelah inti.
Kadar air jumlah kandungan air yang masih terkandung didalam inti sawit, pengertian air yang terkandung dalam inti sawit dapat terjadi karena proses alami pada tanaman sewaktu pembuahan dan atau akibat perlakukan dalam proses pengolahan pada Hydrocyclone di stasiun pabrik biji. Analisa ini dapat dilakukan dengan cara penguapan dalam alat pengering pada suhu dan waktu tertentu.
Kadar minyak inti sawit atau PKO merupakan lemak trigeliserida yaitu senyawa gliserol dengan asam lemak laurat. Analisa dapat dilakukan dengan cara ekstraksi mempergunakan Soxlet appratus dan pelarut n-hexane
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 38
Kadar ALB adalah merupakan hasil hidrolisa minyak atau lemak menjadi asam lemak dan gliserol.asam lemak pada inti sawit adalah asam Laurat. Analisa dilakukan dengan cara titrasi menggunakan larutan alkali.
4. Analisa sample angka Losis Inti sawit
Pengertian angka kehilangan/kerugiian inti sawit adalah banyaknya inti yang tidak terambil akibat perlakuan peralatan pada aliran proses pengolahan yang masih terkandung dalam produksi dan terbuang sebagai bahan bakar.
Tabel 7. Losis Inti sawit terhadap contoh dan TBS Uraian Inti Thdp contoh (%) Faktor Thdp contoh (%) Inti Thdp Contoh (%)
Serabut/ ampas
2,00
14
0,28
Cangkang gabungan
3,73
6
0,22
Buah lekat tandan kosong
2,50*
10**x21
0,05 Total
0,55
5. Analisa Air
Air merupakan bahan yang sangat dibutuhakn dalam proses pengolahan terutama instalasi Boiler yang membutuhkan air untuk pengadaan uapa, disamping untuk domestik dan konsumsi.
Analisa mutu air bertujuan untuk mengetahui keadaan mutu air yang dihasilkan oleh instalasi pengolahan air apakah telah sesuai dengan norma yang telah ditentukan.
Tabel 8. Norma Mutu air untuk Boiler Parameter Satuan Kation Anion Umpan Boiler
pH
-
-
-
8,5-9,2
10,5 – 11,5
Tds
μs/cm
-
-
<100
<1.500
Silika
Ppm SiO2
-
-
<5
<150
Hardness
Ppm CaCO3
<2
<2
<2
tn
Alkalinity-P
Ppm CaCO3
-
-
-
<750
Alkalinity- Total
Ppm CaCO3
-
-
<20
<1.400
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 39
Tanin
Ppm KmnO4
-
-
-
120-160
3.5 Utilitas Pabrik
A. Proses Water Treatment
Secara umum proses water treatment pada PKS unit Bah Jambi melalui beberapa tahapan yang dapat dilihat pada gambar 2.1. berikut.
Gambar 8. Proses Water Treatment PKS Bah Jambi.
Tahapan-tahapan pemurnian air tersebut selanjutnya akan dibahas satu persatu dalam penjelasan selanjutnya.
 Swimbad
Air swimbad berasal dari mata air, sehingga airnya jernih dan tidak terlalu banyak mengandung zat padat tidak larut (pasir, lumpur, tanah, dsb) dan tidak perlu ditambahkan tawas dan soda ash untuk menjernihkannya.
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 40
Air swimbad dipompa ke bak pengendapan dengan kapasitas pompa 30 m3/jam sebanyak 3 unit yang dipasang paralel sehingga kapasitas total pompa 90 m3/jam.
 Bak Pengendapan
Air yang berasal dari swimbad dipompakan ke bak pengendapan. Bak penampungan sementara berfungsi mengendapkan kotoran/pasir dalam air. Air yang berasal dari swimbad, dari bak pengendapan langsung dipompakan ke Tower Water Tank tanpa menggunakan bantuan tawas ataupun soda ash untuk menjernihkannya. Tapi jika sewaktu waktu debit air dari swimbad tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan air di PKS, maka digunakan bantuan air parit dengan melalui proses pemurnian di Water Clarifier Tank untuk kemudian ditambahkan ke bak pengendapan. Pompa yang digunakan untuk memompa air dari bak pengendapan ke Tower Water Tank sebanyak 3 unit dengan kapasitas masing-masing pompa 25 m3/jam sebanyak 2 unit dan 15 m3/jam sebanyak 1 unit yang dipasang paralel sehingga kapasitas pompa dari bak pengendapan ke water tower tank sebanyak 65 m3/jam.
 Water Clarifier Tank
Jika sewaktu-waktu air dari swimbad tidak mencukupi untuk memenuhi kbutuhan air pada pabrik, maka akan ditambahkan dengan air parit. Air yang berasal dari parit di endapkan terlebih dahulu di bak pengendapan khusus, air parit dari bak pengendapan kemudian di pompa sekaligus menginjeksikan tawas dan soda ash ke Clarified Water Tank dengan perbandingan Tawas sebanyak 50 gr/ton air dan Soda Ash sebanyak 30 gr/ton air. Fungsi pemberian tawas adalah untuk engendapkan kotoran/pasir/lumpur, sedangkan fungsi pemberian soda ash adalah untuk menaikkan pH air menjadi 5,5 – 8,0.
Endapan lumpur yang terbentuk dasar tank yang berbentuk krucut dialirkan ke parit dan air jernih yang diambil dari dasar tank di alirkan ke bak pengendapan untuk dicampur dengan air yang berasal dari swimbad.
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 41
 Tower Water Tank
Tower water tank digunanakan untuk tempat penampungan air. Terdapat 2 tangki yang fungsinya berbeda. Tower water tank sebelah barat untuk penampungan air kotor (berasal dari bak pengendapan), sedangkan tower water tank sebelah timur untuk penampungan air bersih (berasal dari sand filter) untuk kemudian dialirkan ke demint plan. Jika terjadi over flow, maka air dari dasar tower water tank akan dibuang kembali ke bak pengendapan dan sekaligus berfungsi untuk membuang endapan yang mungkin masih terdapat didasar tangki.
Tujuan membuat tower water tank adalah untuk mengalirkan air ke stasiun demint plan dengan tekanan yang stabil dan kontinu.
 Sand Filter
Sand filter terdiri dari pasur kwarsa (atas), batu kerikil kecil (tengah) dan batu kerikil yang agak besar (bawah). Perbandingan jumlah pasir kwarsa, batu kerikil kecil, dan batu kerikil besar adalah 40 : 30 : 30. Fungsi penyaringan dengan menggunakan sand filter adalah untuk menyaring zat padat tidak larut yang masih tersisa. Air dari tower water tank dialirkan dari permukaan, kemudian air yang bersih akan mengalir dari bawah saringan. Untuk membersihkan saringan dari endapan kotoran, maka dilakukan pencucian (back wash) dengan cara mengalirkan air dari dasar dan dikeluarkan dari permukaan saringan selama 15 menit. Back wash dilakukan 1 x 8 jam.
 Demint Plant
Air dari hasil penyaringan tidak dapat langsung digunakan pada boiler karena air masih mengandung zat-zat padat terlarut (garam-garam kalsium, magnesium, silika). Sebagai contoh Kalsium Karbonat jika dilarutkan dengan air akan terurai menjadi:
CaCO3 Ca2+ + CO32-
Zat-zat tersebut dapat menyebabkan perkaratan pada boiler dan harus dihilangkan dengan dengan apa yang disebut “proses pertukaran ion” yang terjadi di demint plan.
Pada PKS Bah Jambi proses pertukaran ion melalui 3 proses, yaitu Proses Pertukaran Kation, Degasifier, dan Pertukaran Anion. Setelah melalui 3 proses ini barulah kemudian air dikirim ke tangki umpan (Feed Water Tank)
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 42
Kation Exchanger
Fungsi pertukaran kation adalah :
1. Menghilangkan/mengurangi kesadahan (hardnes yang disebabkan oleh garam-garam kalsium dan magnesium dalam air)
2. Menghilangkan/mengurangi alkalinity dari garam-garam alkali (karbonat, bikarbonat, hidroksida)
3. Menghilangkan/mengurangi zat-zat padat terlarut
Didalam tangki kation terdapat resin yang bersifat asam. Pada proses ini terjadi pertukaran ion antara kation Kalsium, magnesium, dan kation-kation lainnya dalam air dengan kation hidrogen dalam resin. Dengan demikian, garam-garam bikarbonat, sulfat, chlorida, silikat, dirubah menjadi asam-asam yang larut dalam air, seperti pada reaksi berikut :
Degasifier
Pada tangki degasifier ini terjadi proses pembebasan gas CO2 yang terbentuk pada proses penukaran kation ataupun gas yang masih terdapat dalam air. Dari tangki degasifier air dipompakan ke tangki anion untuk proses penukaran ion negatif. Anion Exchanger
Fungsi pertukaran anion adalah :
1. Menyerap asam-asam karbonat, sulfat chlorida, dan silika yang dibebaskan oleh penukar kation tersebut.
2. Menghilangkan sebahagian besar, atau semua garam-garam mineral sehingga air yang dihasilkan hampir tidak mengandung garam-garam mineral. Proses demikian disebut “Demineralisasi”.
Air yang keluar dari tangki degasifier selanjutnya mengalir kedalam tangki penukar anion yang mengandung resin bersifat basa. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
H2SO4 + ROH RHSO4 + H2O HCl + ROH RCl + H2O HNO3 + ROH RNO3 + H2O H2CO3 + ROH RHCO3 + H2O Ca Ca Mg (HCO3) + 2 HR Mg R2 + 2 H2O + 2CO2 Na2 Na2 Bikarbonat Resin Penukar Penukar Air Karbon Ca, Mg, Na Kation Hidrogen Kation Dioksida
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 43
Poses pertukaran kation dan anion akan berlangsung terus sampai kapasitas resin menjadi jenuh, artinya resin tidak mampu lagi melakukan pertukaran ion yang ditandai dengan analisa laboratorium menunjukkan kesadahan air yang keluar dari tangki anion mencapai 4 ppm. Untuk mengembalikan kapasitas resin tersebut, maka dilakukan regenerasi dengan H2SO4 (pada unit kation) dan NaOH (pada unit kation). Regenerasi
Tujuan regenerasi adalah untuk mengembalikan fungsi resin pada tangki kation dan anion ke fungsi semula sebagai pengikat ion.
1. Regenerasi di Kation
Regenerasi di tangki kation dengan menggunakan larutan asam sulfat (H2SO4). Larutan H2SO4 dibuat 12 jam sebelum melakukan regnerasi dengan cara melarutkan H2SO4 pekat dengan air pada suatu bejana. 40 liter H2SO4 dicampur dengan air murni sebanyak 210 liter sehingga larutan yang dihasilkan sebanyak 250 liter. Larutan ini kemudian didinginkan selama 12 jam sebelum dipakai untuk proses regenerasi.
Sebelum menginjeksikan larutan H2SO4 terhadap tangki kation, maka terlebih dahulu dilakukan Back Wash untuk mencuci resin yang ada didalam kation. Caranya adalah dengan mengalirkan air pada tangki selama 30 menit. Setelah proses back wash, dilakukan penginjeksian larutan H2SO4 bersama dengan aliran air ke tangki selama 30 menit. Setelah larutan habis, maka dilakukan slow rinse (pembilasan lambat) dengan cara mengalirkan air ke tangki dengan menggunakan pipa yang lebih kecil, proses ini berlangsung selama 20 menit. Kemudian dilakukan pembilasan yang lebih cepat (fast rinse) dengan cara mengalirkan air ke tangki dengan pipa yang lebih besar. Proses ini berlangsung minimal selama 20 menit, sampai air yang mengalir tidak berbau bahan kimia.
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 44
Setelah proses regenerasi pada kation selesai kemudian dilanjutkan dengan proses regenerasi pada tangki anion.
2. Regenerasi di Anion
Regenerasi di tangki anion dengan menggunakan larutan causting soda (NaOH). Larutan NaOH dibuat 12 jam sebelum melakukan regnerasi dengan cara melarutkan NaOH pekat dengan air pada suatu bejana. 150 Kg NaOH dicampur dengan air murni sebanyak 450 liter. Larutan ini kemudian didinginkan selama 12 jam sebelum dipakai untuk proses regenerasi.
Sebelum menginjeksikan larutan NaOH terhadap tangki anion, maka terlebih dahulu dilakukan Back Wash untuk mencuci resin yang ada didalam anion. Caranya adalah dengan mengalirkan air pada tangki selama 30 menit. Setelah proses back wash, dilakukan penginjeksian larutan NaOH bersama dengan aliran air ke tangki selama 30 menit. Setelah larutan habis, maka dilakukan slow rinse (pembilasan lambat) dengan cara mengalirkan air ke tangki dengan menggunakan pipa yang lebih kecil, proses ini berlangsung selama 20 menit. Kemudian dilakukan pembilasan yang lebih cepat (fast rinse) dengan cara mengalirkan air ke tangki dengan pipa yang lebih besar. Proses ini berlangsung minimal selama 20 menit, sampai air yang mengalir tidak berbau bahan kimia.
 Feed Water Tank
Feed Water Tank digunakan untuk menampung persediaan air keperluan boiler. Kapastas tangki dibuat sedemikian rupa dengan memperhitungkan banyaknya air umpan yang diperlukan. Pada unit kebun Bah Jambi kapasitas Feed Water Tank adalah 120 m3. Suhu air pada tangki ini dipanaskan 90 – 95 oC dengan menggunakan panas kondensat.
Sebelum dialirkan ke boiler, air dari feed water tank dialirkan terlebih dahulu pada tangki daerator.
 Daerator
Dari feed water tank, air dialirkan ke tangki daerator, fungsinya adalah untuk menaikkan suhu sampai dengan 100 oC. Pemanasan ini berfungsi agar boiler tidak memerlukan banyak energi untuk memanaskan air menjadi uap dan selain itu pada tangki daerator terjadi pembebasan gas O2.
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 45
Air dari daerator kemudian dikirim ke tangki atas boiler sekaligus menginjeksikan bahan kimia BWT 2200, BWT 2041, dan BWT 2430. Fungsi dari BWT 2200 (Sodium Carbinate) adalah untuk menaikkan pH menjadi 8,5 – 9,2. fungsi BWT 2041 (Vegetable Tannin) adalah untuk melicinkan plat dalam drum gar silika tidak lengket. Sedangkan fingsi dari BWT 2430 (Sodium Polyacrylate) adalah untuk menangkap silika agar silika tetap pada permukaan dan pada saat proses blow down pada boiler diharapkan silika ikut terbuang.
Ketel uap berasal dari kata ”boil” yang artinya mendidih dan menguap. Dengan demikian boiler dapat diartikan sebagai suatu peralatan pembangkit/ pembentuk uap atau disebut juga sebagai suatu peralatan yang berfungsi untuk mengkonversikan energi kimia dari bahan bakar menjadi energi panas pembentukan uap.
B. Boiler Spesifikasi Boiler Takuma N 600 SA
Boiler yang di gunakan di PKS Unit kebun Bah Jambi mempunyai merk TAKUMA N 600 SA yang merupakan boiler dengan jenis pipa air (water tube boiler) dengan spesifikasi sebagai berikut:
 Kapasitas output terpasang : 20 ton uap per jam
 Steam pressure : max 24 kg/cm2 (design)
working 23 kg/cm2
 Steam temperatur : 222 ⁰C
 Temperatur kerja : 390 ⁰C
 Temperatur air umpan Max : 105 ⁰C
 Bahan bakar : cangkang dan fibre (1:3)
 Luas area ruang bakar : 172 m2
 Volume ruang bakar : 80 m3 Bagian-bagian Boiler
a. Drum Atas (upper drum)
Dalam drum atas dipasang plat penyangga dari besi dan pemisah air/uap untuk meningkatkan kekeringan dari uap.
Drum atas berfungsi sebagai :
 Tempat masuknya air umpan ke drum
 Tempat terbentuknya uap
b. Drum bawah (lower drum)
Drum bawah berfungsi sebagai tempat pemanasan air yang di dalamnya dipasang plat-plat pengumpul endapan halus untuk memudahkan pembuangan keluar (blow down).
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 46
c. Pipa-pipa air (header)
Pipa-pipa ini berfungsi sebagai tempat pemanasan air ketel yang dibuat sebanyak mungkin sehingga penyerapan panas lebih merata dan efisiensi lebih tinggi, pada pipa-pipa air (header) perpindahan panas terjadi secara konveksi (paksa) yang berfungsi untuk mempercepat pemanasan air ketel. Pipa-pipa ini terdiri atas:
• Pipa-pipa air yang menghubungkan drum atas dan drum bawah
• Pipa-pipa air yang menghubungkan drum atas dengan header belakang
d. Pembungan gas bekas
Gas bekas dari pembakaran dihisap oleh blower hisap (induced draft fan) kemudian dibuang keudara bebas melalui cerobong asap (chimney).
e. Forced Draft Fan dan Second Forces Draft Fan
FDF berfungsi untuk menghembuskan dan meratakan serta membolak-balikkan bahan bakar (fiber) dari bawah under grate ducts. Disamping itu juga digunakan untuk keperluan shoot blower. Sementara SFDF berfungsi untuk Berfungsi sebagai mensuplai udara untuk pembakaran bahan bakar dan penyebaran bahan bakar.
f. Induced Draft Fan
IDF dipasangkan untuk menginduksi gas sisa dari bahan bakar ke dalam cerobong fan menjaga tekanan dapur berada pada tekanan semulanya/ tekanan yang direncanakan yaitu -5 s/d -10 mmH2O.
g. Peralatan Pembakaran
Dalam sistem pembakaran ini, dapur primer dipasang dengan rooster yang disusun sedemikian rupa untuk meningkatkan efisiensi pembakaran.
h. Dust Collector
Gas-gas asap yang membawa sejumlah abu ke cerobong asap terdiri dari abu-abu halus, yang akan terbawa oleh gas asap dan akan menimbulkan polusi. Oleh sebab itu dipasang Dust Collector dan dilengkapi dengan daun berkupu-kupu yang dapat menangkap abu-abu halus tersebut, sehingga gas asap yang keluar kecerobong asap lebih bersih. Dust collector juga berfungsi untuk menambah daya tahan dan umur teknis pada blower IDF.
i. Mechanical Soot Blower (Alat tiup abu mekanik)
Soot blower element (pipa) harus terpasang pada badan soot blower sebelum soot blowing (peniupan abu) dilakukan. Soot blowing dioperasikan dengan semprotan uap dari soot blower yang elementnya berada disusunan pipa-pia boiler. Soot blower type rotary (diputer) dapat dioperasikan dari lantai, soot blower dirancang dengan special design agar masukan udara yang berlebihan dapat dihindari. Element soot blower yang dipakai untuk daerah temperatur tinggi dibuat dari baja special agar tahan terhadap temperatur tinggi.
1. Fungsi Ruang Bakar
Ruang bakar berfungsi sebagai tempat reaksi pembakaran bahan bakar dan udara, di dalam ruang bakar. Adanya ruang bakar bertujuan agar uap yang diperoleh dari reaksi pembakaran antara bahan bakar dan udara dapat digunakan se-efektif mungkin.
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 47
Untuk pembakaran yang baik ada 5 syarat yaitu :
1. Pencampuran bahan bakar yang sebanding antara bahan bakar dengan volume bakar.
2. Suplai udara cukup.
3. Panas yang cukup untuk mulai pembakaran atau reaksi kimia.
4. Waktu yang cukup untuk kelangsungan pembakaran.
5. Kerapatan yang cukup untuk merambatkan api.
2. Suplay Bahan Bakar
Untuk menjaga kelangsungan pembakaran di ruang bakar, maka penyaluran bahan bakar ke boiler harus di jaga. Ketika boiler bekerja tidak diperkenankan suplay bahan bakar berhenti secara mendadak tanpa adanya pengawsan. Suplay bahan bakar ke boiler disalurkan melalui conveyor yang mengantar bahan bakar untuk pembakaran di dapur bakar boiler. Bahan bakar boiler terdiri dari fibre dan cangkang dengan komposisi 3 fibre dan 1 cangkang (3:1). Fibre yang digunakan berasal dari fibrecyclone sedangkan cangkang yang digunakan berasal dari LTDS maupun hydrocyclone.
3. Distribusi Uap
Uap yang dihasilkan oleh ketel akan di alirkan ke turbin uap sebagai pembangkit tenaga listrik dan sisa dari penggunaan uap di turbin di simpan di tabung bejana bertekanan yang disebut Back Pressure Vessel (BPV) yang kemudian uap bertekanan rendah tersebut didistribusikan ke instalasi pengolahan di pabrik.
Adapun instalasi pengolahan di pabrik yang menggunakan uap yaitu:
1. Rebusan
2. Digester
3. Kernel Dryer
4. Stasiun Minyakan
5. Fat Pit
6. Water Treatment (Feed Water Tank, Deaerator)
4. Safety Valve
Alat ini bekerja membuang uap pada tekanan yang telah ditentukan. Safety valve bekerja pada tekanan uap lanjut (super heated steam) disetel pada tekanan 21 kg/cm2 dan berhenti secara otomatis pada tekanan 20 kg/cm2. Jika tekanan kerja dalam ketel melampaui batas setting dari katup pengaman, maka katup ini harus dapat membuang uap, sehingga tekanan yang ada tidak lebih tinggi dari yang ijinkan untuk mencegah meledaknya/pecahnya ketel. Level air yang terlalu tinggi pada saat kran pengaman bekerja harus dihindarkan, karena steam yang digunakan untuk membuka kran pengaman mengandung banyak air dan akan masuk kedalam kran pengaman. Pada saat ketel bekerja sebaiknya agar kran pengaman jangan sering-sering bekerja (ablast)
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 48
karena hal ini akan mengakibatkan kerusakan pada “disc” dan melemahnya spring penekan disc dari kran pengaman.
Apabila tekanan kerja yang digunakan dibawah dari tekanan kerja kran pengaman, maka diusahakan satu kali dalam sehari kran pengaman tersebut dicoba kefungsiannya dengan jalan mengangkat stangnya. Untuk boiler yang dilengkapi dengan superheater, harus kran pengaman pada superheater header yang terlebih dahul blow off, hal ini sangat penting untuk menghindari kerusakan pipa superheater akibat kepanasan.
5 . Safety Equipment
Mengingat tekanan kerja dan temperatur yang digunakan tinggi, maka ketel harus dilengkapi oleh alat pengaman. Adapun alat pengaman yang digunakan tersebut antara lain: Katup pengaman (safety valve)
Alat ini bekerja untuk menyeimbangkan tekanan sehingga tekanan yang ada tidak lebih tinggi dari yang ijinkan untuk mencegah meledaknya/pecahnya ketel. Gelas penduga (sight glass)
Gelas ini berguna untuk menunjukkan tinggi rendahnya permukaan air dalam ketel. Prinsip kerjanya adalah menurut hukum bejana berhubungan. Gelas penduga adalah sebuah tabung gelas dengan garis tengah kira- kira 20 mm, panjangnya rata-rata 30 cm dan tebal dinding kira-kira 2-2,5 mm, kedua gagang dan peralatan tersebut terbuat dari tembaga dan dilengkapi dengan keran (pada kedua ujung), dimana gagang atas dihubungkan dengan ruang uap dari ketel dan gagang bawah dihubungkan dengan ruang air. Bila gelas penduga bekerja dengan baik, maka tinggi air dalam gelas akan sama dengan tinggi air di dalam drum. Gelas penduga refleks
Gelas penduga refleks banyak digunakan, karena pada gelas penduga ini terdapat perbedaan yang jelas antara air dan uap. Bagian yang berisi memperlihatkan warna yang agak kehitaman, sedangkan bagian yang berisi uap kelihatan bersih, gelas ini disebelah dalam diberi alur-alur dengan penampang berbentuk segitiga sama kaki dengan sudut puncak sebesar 90⁰. Perbedaan warna itu terjadi karena perbedaan pantulan cahaya pada bidang batas antara gelas dengan uap. Gelas penduga ini dilengkapi dengan alat pengontrol air otomatis yang akan berbunyi dan lampu merah akan menyala pada waktu kekurangan air, pada waktu kelebihan air bell akan berbunyi dan lampu hijau menyala. Katup penguras (blow down valve)
katup penguras ini digunakan untuk membuang atau mengosongkan ketel sebagian atau seluruhnya, dimana pengosongan ini dimaksudkan untuk membuang lumpur yang etrdapat didalam drum bawah ketel dan untuk mencegah timbulnya kerak ketel dan buntu pipa. Pengukur tekanan (manometer)
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 49
Manometer adalah pengukur tekanan uap di dalam ketel yang dipasang satu buah untuk tekanan uap yang diapanasi lanjut dan satu buah lagi untuk tekanan uap bsah. Manometer yang digunakan adalah manometer baurdon, manometer baurdon ini terdiri dari sebauah pipa yang melengkung dan berpenampang elips, dimana penampang ujungnya tertutup dan satu lagi terbuka dan dihubungkan dengan tekanan yang akan diukur. Bagian pipa yang tertutup dihubungkan dengan roda gigi, dimana akibat dari desakan uap dari roda gigi berputar. Biasanya pada pipa diisi dengan air yang berfungsi untuk menahan uap air langsung masuk ke manometer yang akan berakibat rusaknya alat tersebut. Kran uap induk (gate valve)
Kran ini biasanya terdiri dari dua buah kran yaitu satu buah kran ulir dan satu lagi kran satu arah (non return valve), kedua alat ini dibuat dari bahan yang tahan panas dan tekanan tinggi.
6. Suplay Air
Limit dari air pengisi dan air ketel harus berdasarkan nilai standard yang telah ditentukan. Nilai standard air pengisi dan air ketel dapat dilihat pada tabel nilai limit standard.
Sampling test harus dilakukan satu kali dalam satu jam untuk menjaga agar air pengisi dan air ketel tidak melebihi dari nilai limit. Jika parameter pengukuran melewati dari standard yang telah di tetapkan maka harus dilakukan blow down secara rutin untuk mengurangi kadar padatan yang telah jenuh di drum bawah boiler.
Tabel 9. Nilai Limit Standard Kualitas Air Umpan Boiler Parameter Standard Data Pengolahan (31-8-10) Data Pengolahan (1-9-10) pH 8,5-9,2 9 9 Silica (ppm SiO2) Maks 5 6 4 TDS (ppm) Maks 100 76 70
Tabel 10. Nilai Limit Standard Kualitas Air Umpan Boiler Parameter Standard Data Pengolahan (31-8-10) Data Pengolahan (1-9-10) pH 10,5-11,5 10,7 10,8 Silika (ppm SiO2) Maks 150 150 150
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 50
Alkalitet P (ppm CaCO3) 250-750 523 534 Alkalitet M (ppm CaCO3) 250-1400 627 637 Tanin indeks (ppm) 120-160 140 140 TDS(ppm) 1500 maks 1410 1470
C. Turbin Uap
Turbin Uap adalah salah satu komponen dasar dalam pembangkit listrik tenaga uap sebagai penggerak (pemutar) Generator untuk menimbulkan arus listrik. Steam yang digunakan steam superheated (uap kering dengan tekanan 16-18 Kg/cm2).
Tabel 11. Spesifik Turbin uap di kebun bahjambi Type Inlet Speed (Rpm) Outlet Speed (Rpm) Kapasitas (Kw) Jumlah (Unit)
Coppus (TA250-SFC-LP, USA)
5298
1500
1200
1
J.Nadrowsky
10740
1500
795/660
2
1. Bagian – bagian penting pada Turbin Uap
a. Main Oil Pump:
Berfungsi untuk memompakan oli dari tangki untuk disalurkan pada bagian – bagian yang berputar pada turbin Dimana fungsi dari Lube Oil adalah : Sebagai Pelumas pada bagian – bagian yang berputar. Sebagai Pendingin ( Oil Cooler ) yang telah panas dan masuk ke bagian turbin dan akan menekan / terdorong keluar secara sirkuler Sebagai Pelapis ( Oil Film ) pada bagian turbin yang bergerak secara rotasi. Sebagai Pembersih ( Oil Cleaner ) dimana oli yang telah kotor sebagai akibat dari benda-benda yang berputar dari turbin akan terdorong ke luar secara sirkuler oleh oli yang masuk .
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 51
b. Gear Box
Adalah suatu bagian dari turbin yang biasanya dipasang pada turbin-turbin dengan kapasitas besar dan berfungsi untuk menurunkan putaran poros rotor dari 10740/5500rpm menjadi 1500 rpm.
c. Governor Valve
Untukmembuat agar putaran turbin selalu tetap digunakan governor valve yang bertugas mengatur aliran uapmasuk turbin sesuai dengan bebannya.
d. Generator / Alternator
Adalah suatu alat mein yang didesign sedemikian rupa, yang mana apabila diputar dengan mesin atau turbin akan menghasilkan energi listrik.
Prinsip dasar alternator “Jika sebatang penghantar berada pada medan magnet yang berubah-rubah, maka pada penghantar tersebut akan berbentuk gaya gerak listrik (Hukum Faraday Pertama)”
2. Safety device Turbin dan Alternator
 Over Speed Trip
Sebagai pengaman Turbin apabila terjadi over speed. Dilengkapi dengan quick action stop valve device sehingga bisa mencegah turbin dari over speed dan turbin akan berhenti seketika (trip) ketika speed mencapai 10-15% diatas speed normal
 Low-low oil pressure trip
Untuk pengaman bearing turbin dan gear box dll, dilengkapi dengan quick action stop device, sehingga bisa mencegah dari kerusakan bearing turbine berhenti seketika ketika tekanan oli ke bearing dibawah tekanan normal.
 Overload Trip
Sebagai pengaman alternator apabila terjadi beban lebih dari kapasitas alternator yang diijinkan maka breaker akan trip
 Over Voltage trip
Sebagai pengaman daripada peralatan yang menggunakan power listrik tersebut dari tegangan yang lebih maka breaker akan trip
 Short Circuit Tripe
Apabila terjadi short pada jaringan kabel maka breaker akan trip
 Reverse power relay trip
Sebagai pengaman alternator dan peralatan yang disyncrone kan, ketyika turbin disyncronkan dengan diesel akan terjadi reverse power breaker akan trip.
 Under frquensi trip
Sebagai pengaman dari pada alternator dan peralatan lain, bila terjadi under frequensi maka breaker akan trip
3. Alat Indikator pada Turbin Uap
1. Volt meter : Suatu parameter yang menunjukkan besar tegangan
2. Ampermeter : Suatu alat yang mengukur besar kuat arus yang dihasilkan
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 52
3. Power factor : Suatu alat yang digunakan untuk menunjukkan besar factor daya
4. KWH meter : Alat yang digunakan untuk menunjukkan besar beban listrik yang digunakan
5. Frekuensi : Suatu alat yang menunjukkan besaran frekunsi listrik
6. Pressure gauge: Alat yang digunakan sebagai penunjuk besaran tekanan steam
7. Temprature : Alat yang digunakan sebagai penunjuk besaran suhu minyak pelumas.
4. Sistem- sistem pada Turbin Uap
a) Perapat poros Celah diantara casing (bagian yang diam) dan rotor (bagian yang berputar) turbin menyebabkan terjadinya kebocoran uap atau udara. Untuk mencegah kebocoran tersebut, pada celah dipasang perapat. Sistem perapat dilakukan dengan memasang labirin (sirip-sirip) pada casing maupun rotor secara berderet. Sirip yang tebal lebih efisien tetapi memiliki gesekan yang tinggi.
b) Tetapi perapat yang hanya menggunakan labirin masih memungkinkan terjadinya kebocoran. Untuk itu pada labirin diberikan fluida uap sebagai perapat (gland seal steam).
c) Sistem Pelumasan
Pelumasan bantalan sangat penting sehingga turbin tidak boleh diputar tanpa adanya pelumasan. Parameter utama dari sistem pelumasan adalah tekanan minyak pelumas. Prinsip Kerja Turbin Uap
Secara singkat prinsip kerja turbin uap adalah sebagai berikut :
Uap masuk kedalam turbin melalui nosel. Didalam nosel energi panas (potensial) dari uap dirubah menjadi energi kinetis dan uap mengalami pengembangan.
Tekanan uap pada saat keluar dari nosel lebih kecil dari pada saat masuk ke dalam nosel, akan tetapi sebaliknya kecepatan uap keluar nosel lebih besar dari pada saat masuk ke dalam nosel.
Uap yang memancar keluar dari nosel diarahkan ke sudu-sudu turbin yang berbentuk lengkungan dan dipasang disekeliling roda turbin. Uap yang mengalir melalui celah-celah antara sudu turbin itu dibelokkan kearah mengikuti lengkungan dari sudu turbin. Perubahan kecepatan uap ini menimbulkan gaya yang mendorong dan kemudian memutar roda dan poros turbin. Roda turbin akan memutar alternator dan disinilah terjadi perubahan energi kinetik menjadi energi listrik yang dihasilkan oleh kumparan-kumparan pembangkit listrik,yang selanjutnya akan diatur menurut tegangan, frekuensi serta faktor daya yang di tetapkan.
5. Back Preassure Vessel (BPV)
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 53
Back Preassure Vessel (BPV) adalah vessel yang berfungsi untuk menampung uap tekanan rendah keluaran dari turbin uap yang mana uap ini akan didistribusikan ke seluruh stasiun pabrik. Tekanan uap di BPV dipertahankan 2,8 – 3,2 Kg/Cm2.
Prinsip kerja BPV
BPV akan siap digunakan jika uap dari turbin uap telah keluar dari valve kondensat. Tekanan BPV harus dijaga tetap konstan antara 2,8-3,2 Kg/Cm2. Ini dilakukan agar tekanan uap diproses dapat terpenuhi. Pada saat uap telah keluar dari pipa kondensat kran pembuangan ditutup dan dilakukan penambahan uap dengan membuka kran induk dengan penuh
Pada saat tekanan dari boiler dibawah yang di tentukan sekitar 16 Kg/Cm2 sebagai suplay ke turbin uap maka tekanan uap ke BPV digunakan untuk menyuplai uap ke turbin uap dan hal ini dilakukan untuk waktu tidak lama, jika penurunan tekanan uap dari boiler tetap terjadi maka turbin harus di stop.
6. Genset
Diesel Engine atau Genset adalah suatu komponen alat dalam pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar diesel dengan menggunakan alternator diesel, dimana energi kimia dari bahan bakar diesel dirubah menjadi energi listrik
Genset hanya akan digunakan pada awal operasi untuk mengoperasikan boiler karna genset awalnya hanya digerakkan dengan udara bertekanan yang dihasilkan oleh Kompressor atau digunakan pada tekanan uap ke turbin turun sehingga turbin tidak dapat dioperasikan.
Tabel 12. Spesifik Genset di PKS kebun Bahjambi Type Putaran (rpm) Kapasitas (Kw) Made in
Niigata
750
450
Jepang
Bagian – bagian Genset
1. Kompresor : Suatu alat yang digunakan untuk menghasilkan udara bertekanan untuk menggerakkan roda gigi pada genset.
2. Tangki bahan bakar : Untuk tempat menyimpan bahan bakar Yang digunakan untuk mengoperasikan genset. Dalam hal ini bahan bakar yang digunakan adalah solar.
3. Radiator : Alat yang di design dimana perpindahan panas antara air pendingin terjadi dengan minyak pelumas
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 54
4. Pompa pelumas : Untuk mnyalurkan minyak pelumas ke dalam bearing serta juga di spraykan ke piston sebagai minyak pendingin Alat Indikator pada Genset :
1. Volt meter : Suatu parameter yang menunjukkan besar tegangan
2. Ampermeter : Suatu alat yang mengukur besar kuat arus yang dihasilkan
3. Power factor : Suatu alat yang digunakan untuk menunjukkan besar factor daya
4. KWH meter : Alat yang digunakan untuk menunjukkan besar beban listrik yang digunakan
5. Frekuensi : Suatu alat yang menunjukkan besaran frekunsi listrik
6. Pressure gauge : Alat yang digunakan sebagai penunjuk besaran tekanan steam
7. Temprature : Alat yang digunakan sebagai penunjuk besaran suhu minyak pelumas
Sistem-sistem Pendukung pada Genset
Dalam pengoperasiannya, suatu instalasi Genset memerlukan sistem agar dapat bekerja dengan baik dan tanpa adanya gangguan. Secara umum sistem-sistem pendukung tersebut dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Sistem Pelumas : Untuk mengurangi getaran antara bagian-bagian yang bergerak dan untuk membuang panas, maka semua bearing dan dinding dalam dari tabung-tabung silinder diberi minyak pelumas.
2. Sistem Bahan Bakar : Proses pemanfaatan bahan bakar menghasilkan energi mekanis, dimana bahan bakar yang masuk disemprotkan akan teerbakar akibat bersentuhan dengan udara bertekanan yang menghasilkan panas.
3. Sistem Pendinginan : Proses perpindahan panas untuk mendinginkan sisa energi yang tidak diubah menjadi energi mekanik, panas yang dihasilkan akan didinginkan dengan air pendingin dari radiator, sedangkan untuk piston didinginkan dengan menggunakan minyak pelumas.
Prinsip Kerja Genset
Secara singkat prinsip kerja genset sebagai berikut : Sebelum mengoperasikan genset, terlebih dahulu dilakukan pelumasan, yaitu dengan memompakan minyak pelumas ke gear box dan bearing dan melumasi dinding – dinding tabung slinder, minyak pelumas yang mengalir dari tempat-tempat pelumasan kemudian kembali kedalam bak minyak lagi melalui saluran kembali dan kemudian dihisap oleh pompa minyak untuk disalurkan kembali dan begitu seterusnya. Proses pembakaran dilakukan dengan menyemprotkan bahan bakar (solar) kedalam slinder melalui spray, yang merubah minyak pelumas menjadi bagian-bagian kecil (proses pengkabutan), akibat adanya udara panas akibat dipadatkan, maka bahan bakar akan terbakar, pembakaran bahan bakar ini akan mengahasilkan enrgi mekanik untuk menggerakkan alternator/ generator untuk menghasilkan tenaga listrik melalui kumparan-
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 55
kumparan listrik.dalam hal ini volatase diatur pada bats normal yaitu tegangan 400 volt dan tegangan phase 229 volt dengan frekuensi 50 Hz. Untuk menjaga sistem agar berjalan normal maka perlu dilakukan proses pendinginan, dimana air pendingin atau minyak pendingin dipompakan kebagian-bagian yang memerlukan pendingan.
Tinjauan Sarana Pendukung (Utilitas Pabrik)
A. Water Treatment
Untuk water treatment yang ada di PKS Bahjambi sangat didukung degan tersedianya mata air (swimbad) dimana mata ir dapat memenuhi kebutuhan air untuk PKS, dan didukung pul sudah tersedia peralatan untuk treatment air sungai jikalau sarana di swimbad ada trouble (masalah). Tapi disamping itu masih banyak ditemukannya kekurangan dimana perlakukan air yang tidak sesuai dengan standart menyebabkan kualitas air pada boiler menurun, akibatnya kualitas uap yang dihasilkan juga menurun, kadar-kadar zat yang tidak diinginkan semakin tinggi yang dapat mengakibatkan kerusakan pada boiler. Dan pompa air yang sering rusak mengakibatkan terganggunya suply air kedalam ketel, sehingga uap yang dihasilkan juga rendah.
B. Boiler
Dari tinjauan di Boiler dapat dibuat rencana tindak lanjut, antara lain :
a. Memanfaatkan keahlian (sertifikasi) operator yang berpengalaman untuk memberi pengalamannya kepada rekan sekerjanya sehingga dapat mencegah terjadinya kesalahan kerja yang dapat mengakibatkan kerugian pada alat yang lain.
a. Mengadakan training kerja agar bertambahnya skill individu dari operator
b. Menjaga kondisi bahan bakar yang masuk sehingga tetap terjadinya pembakaran yang sempurna, tidak mengelarkan sisa pembakaran yang dapat mencemari lingkungan.
C. Kamar Mesin
• Tekanan steam masuk yang tidak konstan
• Belum tercapainya kapasitas turbin (± 75 % dari kapasitas sebenarnya)
• Kurang pelatihan Terhadap SDM
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 56
BAB IV
RENCANA TINDAK LANJUT
Dalam bab ini akan dibahas beberapa kelemahan maupun keunggulan serta rencana tindak lanjut dari beberapa stasiun yang dibahas dalam bab sebelumnya. Sehingga diutarakan beberapa rencana yang diharapkan dapat membantu proses untuk lebih baik lagi.
4.1 Stasiun Rebusan
A. Loading Ramp
Untuk saat ini PKS bahjambi sudah memiliki loading ramp yang baik hal ini terbukti dengan baru di renovasinya di cor ulang lantai Loading Ramp tempat truk TBS menurunkan TBS. Hal ini tentu saja dapat membantu untuk mencapaian rendemen karena TBS tidak luka atau tergesek pada saat dilakukannya sortasi.
Tapi seperti yang telah dibahas diatas bahwa masih ada kekurangan dari Loading ramp yang terdapat di PKS bahjambi, yaitu kurang berfungsinya kisi-kisi loading ramp dengan baik, hal ini terbukti dengan masih terikutnya pasir, tanah, sampah kedalam Lori. Dimana hal ini tentu saja dapat mengurangi Lifetime dari instalasi lain, sehingga alat-alat proses lainnya lebih cepat aus, dan hal ini juga dapat mempengaruhi rendemen PKS karena losis akan tinggi pada Sludge tank atau minyak masih banyak yang terikut atau tertahan di lumpur (sludge).
B. Sistem Rebusan Horizontal ( Sterilizer)
Sistem rebusan horizontal sebetulnya telah beroperasi dengan baik selama bertahun-tahun, hasil yang diperoleh berupa minyak sawit mentah dalam hal produktivitas dan kualitas telah cukup baik. Hanya saja untuk PKS Bahjambi masih banyak ditemukannya kebocoran-kebocoran pada pipa steam inlet maupun kondensat, dimana hal ini akan mempengaruhi sistem perebusan itu sendiri, sehingga sulit dicapainya tekanan optimum yang diharapkan pada rebusan. Hal ini dapat dilihat dari kertas grafik atau pun dari paperles recorder dimana grafik yang di peroleh tidak sesuai dengan SPO.
C. Penebahan/pemipilan
Kerugian yang terjadi pada proses pemipilan ada dua macam, yaitu kerugian minyak yang terserap oleh tandan kosong dan kerugian minyak dalam buah yang masih tertinggal di tandan. Tingkat kematangan buah dan metode perebusan buah sangat menentukan dalam keberhasilan proses pengolahan buah kelapa sawit. Semakin tinggi tingkat kematangan dan semakin lama waktu perebusan, semakin besar pula kemungkinan bahwa minyak akan meleleh keluar dari daging buah selama perebusan karena daging buah menjadi sangat lunak. Pada proses pemipilan, minyak tersebut terserap oleh tandan. Untuk mengurangi kehilangan minyak selama pemipilan, dapat dilakukan dengan cara melakukan pengisian buah ke pemipil secara teratur dan tidak overload.
Rencana Tindak Lanjut :
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 57
 Untuk masalah kisi-kisi agar dilakukan pembersihan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan untuk melakukan perawatan, agar kisi-kisi bekerja lebih baik.
 Mengganti bentuk kisi-kisi pada loading ramp, dimana saat ini berbentuk plat atau persegi panjang diganti dengan berbentuk balok sehingga luas permukaan lebih besar sehingga sampah tidak mudah tertahan pada kisi-kisi, tetapi langsung lolos kebawah.
 Menghilangkan besi plat pada loading ramp sehingga TBS dapat langsung jatuh di atas kisi-kisi sehingga seluruh pasir ataupun kotoran lainnya dapat langsung rontok, hal ini mungkin dilakukan jika bentuk kisi-kisi diganti menjadi berbentuk balok sehingga lebih tahan terhadap tekanan dari pada berbentuk persegi panjang.
 Untuk brondolan di bawah loading ramp diharapkan dapat diberi karyawan harian yang bertugas untuk memungut berondolan atau dengan memasang bak penampungan dari plat bekas, yang sudah diberi roda ataupun diletakkan diatas jalur sehingga lebih mudah menarik bak tersebut.
 Menseragamkan bentuk loading ramp antara line 1 dan line 2 dimana pada line 1 telah dibuat plat pembatas isian lori sehingga isian lori tidak melebihi kapasitas yang ditentukan menurut SPO, sementara pada Line 2 plat pembatas itu belum dibuat.
4.2 Stasiun Pressan
1 Digester
Pada digester, terjadi beberapa permasalahan yang menghambat proses. Hal-hal tersebut antara lain adalah :
 Terjadi keausan pisau-pisau pengaduk dan pisau lempar, dimana standar jarak pisau dengan plat dinding dalam digester adalah 15 mm dengan umur teknis pisau 4000 jam. Pencatatan ini sebaiknya diperhatikan agar pengadukan dapat berjalan dengan baik.
 Corong masuk buah ke digester sering jebol atau bolong sehingga membuat brondolan berserakan dan menjadi losses. Perbaikan terhadap corong ini sebaiknya dengan mengganti plat agar tidak menghalangi pemasukan brondolan.
 Isian terhadap digester harus tetap dipertahankan minimal ¾ isian. Mengingat pembukaan pintu terhadap pemasukan brondolan dilakukan secara manual oleh operator, perlu ditekankan kepada operator jaga untuk selalu memonitor isian digester melalui pengaturan pergerakan autofeeder.
 Pada saat awal mengolah, tutup terlebih dahulu pintu keluaran digester selama 15 menit agar brondolan teraduk terlebih dahulu sebelum ditekan di screw press.
 Pengaturan steam pada digester yang diinjeksikan pada massa adukan buah dilakukan secara manual sehingga diperlukan perhatian terhadap massa keluaran screw press dan kondisi buah yang diolah.
2. Screw press
 Kondisi stasiun kempa PKS Berangir memiliki beberapa kelemahan, karena telah ada perubahan lay out sejak awal didirikan sehingga terlihat agak semrawut. Pipa hidrolik
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 58
yang menghubungkan cone dengan hydrolic power pack terletak di atas permukaan lantai pelat sehingga dapat mengganjal kaki dan beresiko bengkok atau patah.
 Pengaturan ulang putaran (rpm) dari screw press perlu diperhatikan, apakah jika terlalu rendah atau tidak, yang akan mempengaruhi daya tahan as atau ulirnya. Beban yang berat akan menyebabkan as atau screw patah dan menyebabkan biaya maintenance menjadi tinggi.
 Pencatatan jam kerja screw press sebesar 600 jam dan cylinder press sebesar 2.000 jam perlu dilakukan agar pengontrolan biaya penggantian dapat dilakukan.
 Cake keluaran screw press dapat langsung diuji apakah kurang kering atau masih berminyak dengan pengujian menggunakan kertas/tisu sebelum dianalisis tingkat kehilangan (losses) oleh laboratorium. Hasil ini dapat digunakan sebagai acuan dalam mengatur besar tekanan cone hidrolik.
 Standar tekanan cone hidrolik adalah 40-50 bar. Namun di PKS Berangir, kadang-kadang tekanan bisa di bawah atau di atas norma untuk menyesuaikan atau memaksimalkan pengempaan minyak dengan tujuan meminimalkan losses. Tekanan ini harus mendapat perhatian karena di satu sisi ingin mendapatkan minyak secara maksimal, sementara di sisi lainnya harus tetap dapat mempertahankan inti utuh (tekanan berlebihan dapat membuat inti menjadi pecah), serta faktor biaya penggantian/perawatan yang menjadi tinggi.
 Losses minyak pada ampas screw press maksimal sebesar 3.90% terhadap contoh dan kadar biji pecah maksimum 12% terhadap total biji dalam ampas harus diperhatikan sehingga pengaturan tekanan cone hidrolik dapat diatur ulang.
4.3 Stasiun Pemurnian Minyak
Pada Stasiun Pemurnian Minyak, terjadi beberapa permasalahan yang menghambat proses. Hal-hal tersebut antara lain adalah :
 Menjaga temperatur Bak RO ≥95 0C, untuk memudahkan proses pemisahan minyak di Continous Settling Tank (CST)
 Melakukan spui ataupun drain pada Bak RO agar minyak tidak terikut pada Sludge di Bak RO, dimana menurut standard darin ini dilakukan 3 bulan sekali, sebaiknya drain ini dilakukan 1 bulan sekali.
 Melalukan Drain pada SandTrap setiap start olah dan minimal 2 kali/ shif, sehingga kotoran dan pasir terbuang keluar, dan tidak ada pasir atau kotoran yang terikut kedalam Bak RO.
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 59
 Tetap menjaga temperatur air suplesi ≥ 950C untuk memudahkan pemisahan minyak dan meringkan kerja Bak RO sehingga pada Bak RO lebih mudah di dapat temperatur sesuai SPO.
 Memperhatikan kondisi vibro screen sehingga tidak ada kotoran yang terikut ke Bak RO.
 Tetap menjaga ketebalan minyak di CST pada saat pengutipan minimal 50 Cm, hal ini berguna untuk mendapatkan minyak dengan kadar kotoran yang rendah. dan agar tidak terjadi fluktuasi laju aliran minyak dan sludge.
4.4 Sarana Pendukung (Uilitas Pabrik)
A. Water Treatment
Untuk menunjang kinerja dari water treatment perlu dilakukannya analisa air umpan boiler secara berkala minimal 4 jam sekali untuk mengetahui kondisi dari air umpan Boiler,dan dapat diambil tindakan jika tidak sesuai dengan norma, dan tetap menjaga kondisi dari pompa air bersih (Swimbad) dengan cara melakukan maintenance pada pompa agar terpenuhi kebutuhan air untuk Boiler, dan juga mencari perbandingan
B. Boiler
Dengan lancarnya distribusi uap yang dihasilkan oleh boiler maka akan membantu menaikkan capaian produksi yang lebih tinggi dengan cara tetap melakukan perawatan secara berkala sehingga perlunya mengefisienkan pemakaian bahan bakar sehingga dapat membantu pemasukan bagi operator (premi cangkang).
C. Kamar Mesin
Untuk menjaga agar kamar mesin beroperasi sesuai dengan kapasitas tercatat perlunya pemahaman tentang SPO dan perlunya pengontrolan steam yang masuk kedalam turbin dan perlunya dilakukan pengecekan secara berkala sesuai dengan barchart pemeliharaan dan perawatan.
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 60
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Keberhasilan proses pengolahan pabrik diantaranya sangat ditentukan oleh proses penimbangan (menentukan bobot TBS yang masuk dan diolah, mempengaruhi presentase rendemen); proses sortasi (menentukan mutu TBS yang akan diolah); serta proses perebusan yang menjadi faktor kunci keberhasilan proses secara kuantitas dan kualitas di pabrik.
2. Sistem rebusan di PKS Bahjambi saat ini sudah baik hanya saja butuh perawatan rutin pada pipa-pia uap, jalur rail sehingga ketel rebusan dapat berjalan semaksimal mungkin.
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian digester adalah suhu pemanasan yang harus dijaga 95-98OC, isian digester minimal ¾ bagian, serta retention time 20-25 menit.
4. Pada screw press, tekanan hidrolik harus dijaga pada 40-50 bar dan perawatan dilakukan dengan mencatat umur teknis main screw (600 jam), cylinder press (2.000 jam), serta jarak screw dengan cylinder maksimal 7 mm. Penambahan air pengencer dilakukan pada aliran minyak mentah hasil pengempaan sebanyak 20% terhadap aliran minyak atau 9% terhadap TBS diolah bersuhu 95-98°C.
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 61
5. Untuk memaksimalkan kerja dari Stasiun Pemurnian Minyak perlu dijaga Temperatur Di Bak RO untuk memudahkan pemisahan antara Minyak dan Sludge. Menaikkan temperatur minyak kasar sangat penting artinya, yaitu untuk memperbesar perbedaan berat jenis (BJ) antar minyak, air, dan sludge sehingga sangat membantu dalam proses pengendapan.
6. Jumlah air yang digunakan berpengaruh sangat penting dalam efisiensi pemisahan minyak dan kualitas minyak sawit. Pemakaian air yang terlalu banyak akan menyebabkan penurunan kualitas unit pengolahan PKS terutama pada alat klarifikasi.
7. Belum maksimalnya kapasitas Mesin pembangkit listrik yang digunakan hanya berkisar 75 % dari kapasitas tercatat.
8. Peningkatan kualitas SDM sangat berpengaruh dalam mengawasi dan mengoperasikan kamar mesin sesuai SPO untuk tetap menjaga kualitas dari mesin pembangkit listrik tersebut PKS di unit kebun Bah Jambi memiliki 3 unit boiler yang satu unitnya mempunyai kapasitas hingga 20 ton uap per jamnya
9. Setiap boiler dilengkapi oleh alat kontrol yang lengkap sehingga dapat mengurangi dari faktor kesalahan kerja yang dapat membahayakan pekerja maupun lingkungan
10. Agar penyuplaian uap dapat berjalan secara lancar bahan bakar harus dijaga kecukupan persediaannya
11. Masih rendahnya perhatian operator akan bahaya kecelakaan kerja yang dimungkinkan karena kelalaian kerja
B. Saran
Untuk mendapatkan hasil sesuai dengan kapasitas terpasang yaitu 60 ton TBS/ jam dan capaian rendemen sesuai RKAP, diharapkan lebih memperhatikan, antara lain :
1. Isian lori sesuai dengan yang sudah ditetapkan menurut SPO.
2. Pengutipan brondolan yang berserakan, karena rendemen tertinggi dari TBS terletak pada brondolan sawit bukan pada tandan.
3. Lebih memperhatikan kondisi jalur rel (track lier), sling, capstand karena ini juga sangat mempengaruhi dalam pencapaian kapasitas.
4. Memperhatikan buangan kondensat pada saat merebus karena hal ini dapat melepaskan udara yang terperangkap dalam rebusan sehingga TBS yang di rebus dapat masak sempurna sesuai dengan watu yang perebusan yang telah ditentukan.
5. Mengatur TBS masuk kedalam auto feeder sehingga tidak terjadi penumpukan pada threser yang dapat mengakibatkan brondolan tidak semuanya lepas dari tandan, diharapkan penuangan 1 lori dilakukan selama 5 menit mulai dari diangkat sampai diletakkan kembali.
6. Beberapa saran telah dijelaskan pula pada bab IV, seperti perlunya penekanan perawatan (maintenance) dengan mencatat umur teknis/jam kerja dari pisau-pisau digester, screw press, dan cylinder press. Kondisi tekanan hidrolik di screw press serta injeksi uap di digester perlu diperhatikan mengingat jenis dan massa buah
Karya Tulis Orientasi Calon Karyawan Pimpinan, PTP Nusantara IV 62
yang akan dipress bervariasi dan tidak homogen. Kondisi wearing bottom plate yang bocor dapat meningkatkan losses minyak, sehingga perlu diperhatikan kondisi dan jumlah lubang perforasinya serta kondisi talang keluaran minyak dari digester tersebut. Putaran screw press dapat disesuaikan dengan standar (10-12 rpm) agar kapasitas olah dapat tercapai.
7. Beberapa saran telah dijelaskan pula pada bab IV, seperti perlunya penekanan pada variabel proses antara lain temperatur, dan penambhan air pengencer, untuk mendapatkan rendemen atau minyak yang diharapkan. Dan menjaga kondisi alat tetap prima untuk menunjang lancarnya proses.
8. Untuk menjaga agar kamar mesin beroperasi sesuai dengan kapasitas tercatat perlunya pemahaman tentang SPO dan perlunya pengontrolan steam yang masuk kedalam turbin dan perlunya dilakukan pengecekan secara berkala sesuai dengan barchart pemeliharaan dan perawatan.
9. Kepedulian pemakaian APD harus di tingkatkan agar mampu mengurangi resiko dari kecelakaan kerja yang mungkin terjadi
10. Perlunya ditingkatkan rasa “sense of belonging” atau rasa memiliki terhadap alat-alat yang ada sehingga mampu menimbulkan rasa kepedulian untuk merawat alat-alat yang ada
11. Peningkatan disiplin kerja dari operator untuk mengikuti instruksi kerja (SPO) yang sudah ada
12. Untuk menjaga kualitas air yang akan mengisi boiler sebaiknya dilakukan analisis laboratorium sesuai dengan norma, tidak hanya berdasarkan pengalaman dari operator. Contohnya analisis air pada air anion sebaiknya dilakukan setiap jam.